Mohon tunggu...
Ari Yudhanto Prabowo
Ari Yudhanto Prabowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo Semarang

Ari Yudhanto Prabowo Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pola Asuh Otoriter dari Orangtua terhadap Perkembangan Remaja

19 April 2021   15:37 Diperbarui: 19 April 2021   16:20 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sikap otoriter dari orang tua akan sangat berpengaruh pada perilaku anak. Anak yang mendapat pengasuhan otoriter cenderung akan mudah tersinggung, penakut, pemurung dan mudah stres, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas dan tidak punya sahabat. Berdasarkan teori perkembangan kepribadian Erik H. Erikson, menyatakan bahwa tahap remaja adalah tahap identitas vs kebingungan identitas (Identity vs Confusion). 

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting karena merupakan peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dan berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri khas dari dirinya. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Karena pada umumnya remaja akan mencari identitas dirinya dan mulai mempunyai tokoh idola yang berusaha ia representasikan dalam dirinya. (Andi Thahir, 2018)

Oleh karena itu, pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap remaja. Terutama remaja yang pada dasarnya berada pada masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa sehingga masa remaja ini dibutuhkan pola asuh dari orang tua untuk membentuk perilaku dan kepribadian remaja.

Dampak dari Sikap Otoriter Orang Tua Terhadap Perkembangan Remaja

Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perekmbangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. (Sri Rumini, 2004)

Pada masa remaja ini merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksusal mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan. Keadaan emosi remaja masih labil, dalam hal ini kehadiran orang tua yang bijak dalam membimbing anaknya adalah suatu hal yang sangat penting. Jika si anak dikekang dalam segala hal maka anak itu akan mudah tersinggung perasaannya, bahkan bisa saja dengan mudah terjerumus ke dalam tindakan yang tidak bermoral, misalanya remaja yang dikekang terus oleh orang tuanya, yang harus mengikuti semua aturan orang tuanya, mereka bisa saja setres dan akan mengakibatkan bunuh diri karena setres, berkelahi dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pikiran yang realistis.

Selain itu perekembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus membuat banyak penyesuaian baru yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan kelompok sebaya. 

Remaja yang dalam kehidupan sosialnya sangat tertarik kepada teman sebanyanya maka tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan. Hal ini orang tua yang kurang mengerti pasti akan marah karena mereka yang memberi makan, membesarkan, membiayai sekolahnya tetapi tidak turuti kemauannya bahkan dinomor duakan oleh anaknya yang lebih menurut kepada kelompoknya. Maka tak jarang pula ada orang tua yang mengekang dan membatasi pergaulan anaknya karena ditakutkan akan terjadi dengan hal telah disebutkan.

Pada hakikatnya masa remaja adalah masa pencarian jati diri, masa remaja juga dikatakan sebagai masa yang kontradiksi dan ketidakstabilan. Usia remaja merupakan usia persiapan untuk menjadi dewasa yang matang dan sehat. Oleh karena itu timbulnya masalah pada remaja disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pola asuh orang tua yang otoriter. Dampak dari pola asuh orang tua yang otoriter akan menimbulkan masalah bagi remaja, antara lain :

1.Kehilangan semangat dan kemampuan belajar

Tidak sedikit remaja yang mengeluh karena merasa dirinya telah bodoh, dan tidak sepandai dulu, bahkan kehilangan semangat untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun