Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Saya Lulusan IPB, Tidak Bisa Jadi Petani

7 September 2017   12:05 Diperbarui: 10 September 2017   14:20 8070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saya menulis sebuah status di akun Facebook demikian, "Kegiatan Jo yg sekarang mulai nyari2 tempat kuliah, bikin emaknya baper... ingeettt masa lalu ..

Duluuuuuuu, ketika berseragam putih abu-abu, gak pernah kayak Jo sekarang, mencari tahu informasi Perguruan Tinggi swasta apalagi berani bilang mau kuliah disana, tahu diri banget karena gak bakal ada biayanya *emoticon nangis

Pilihannya saat itu, harus masuk PTN, krn uang asuransi beasiswa bokap hitung2annya cuma cukup buat nguli di PTN, kalau gak masuk berarti gak kuliah dan GOD is so good to me... akhirnya diterima di PTN lewat PMDK."

Satu-satunya PTN yang menawarkan jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) ke sekolah saya adalah IPB (Institut Pertanian Bogor) dan saya satu dari 6 orang yang diterima saat itu.

Memilih sebuah perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan karena tidak memiliki pilihan lain, mungkin bukan hanya saya yang mengalami, terutama yang memiliki latar belakang kehidupan sama seperti saya.

Idealisme untuk bekerja di bidang pertanian setelah lulus hadir saat saya berada di semester terakhir, bahkan penelitian untuk skripsi saya mengambil judul, "Memanfaatkan Ampas Kecap sebagai Pupuk Pertanian".  Bahkan, mimpi saya saat itu adalah saya memiliki kebun sayur hortikultur dan hidup di dataran tinggi yang iklimnya sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan.

Namun idealisme dan mimpi itu harus saya tinggalkan ketika lulus kuliah, karena saya dihadapkan pada situasi harus segera bekerja dan mendapatkan penghasilan.

Saat itu, mencari pekerjaan di bidang pertanian tidaklah mudah, bahkan melamar pekerjaan untuk menjadi guru Biologi sesuai jurusan yang saya ambil pun tidak diterima, hingga akhirnya saya mendapat panggilan kerja disebuah perusahaan asuransi.  

Setelah lulus test saringan kerja, saya diwawancarai oleh seorang ibu yang kemudian menjadi atasan saya,  yang ternyata juga lulusan IPB. Di perusahaan tersebut, saya juga bertemu alumni IPB lainnya, bahkan banyak yang sukses menjadi marketing asuransi.

Lulusan IPB Tidak Harus Petani, Petani Tidak Harus Lulusan IPB

Dihadapkan pada situasi kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan mungkin menjadi masalah bagi para fresh graduate, dan dilain pihak tuntutan untuk segera bekerja dan memperoleh penghasilan juga menjadi masalah yang harus dihadapi, dan akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka, akan menerima pekerjaan apapun karena biasanya perusahaan akan memberikan pelatihan dan bimbingan.

Banyaknya lulusan IPB yang sukses bekerja di berbagai bidang bahkan sukses berwirausaha, menjadi bukti bahwa IPB berhasil mencetak orang-orang hebat yang dapat menyesuaikan diri dengan situasi, mau belajar dan pekerja keras. Dan ini justru mempermudah untuk alumni-almuni IPB selanjutnya dalam hal mencari pekerjaan.

Mungkin saya adalah segelintir lulusan IPB yang tidak berhasil merealisasikan mimpi dan mempertahankan idealisme untuk menjadi petani sukses, namun dari yang pernah saya baca, ada banyak lulusan IPB yang kembali ke kampung halaman, mengelola lahan warisan milik orang tua dan berhasil. Namun faktanya, tidak semua lulusan IPB berasal dari keluarga petani atau memiliki lahan pertanian yang dapat dikelola dan dikembangkan sesuai ilmu yang sudah diperoleh,

Sejatinya, keberhasilan menjadi petani bukan juga milik lulusan IPB, contohnya saat saya bertemu kembali dengan teman SMA , yang ternyata sukses memilki dan mengelola sawah bahkan memiliki tempat pemancingan ikan, meskipun bukan lulusan IPB, keberhasilannya karena memang senang bertani dan memiliki kesempatan memiliki lahan pertanian.

Dilema Seorang Lulusan IPB

Seandainya sejak dulu ada program penyaluran tenaga kerja untuk para lulusan IPB, sehingga dapat bekerja di bidang pertanian, kelautan, kehutanan, peternakan, teknologi pangan sesuai keilmuan yang dipelajari, dan diberi kesempatan mengembangkan diri sekaligus dapat membuka lapangan kerja di daerah dimana lulusan IPB ditempatkan, mungkin idealisme yang disampaikan Pak Jokowi untuk para lulusan IPB akan terpenuhi.

Sesungguhnya, bagi kami lulusan IPB yang mendapat label "sarjana pertanian" (meskipun tidak semua lulusan IPB adalah sarjana pertanian), agak sulit mencari pekerjaan karena gambaran yang diterima masyarakat awam dan tentu perusahaan pemakai tenaga kerja, bahwa lulusan IPB hanya mengerti urusan pertanian.

Sehingga, dengan menyebarnya lulusan IPB yang sukses bekerja di berbagai bidang secara tidak langsung membuktikan bahwa lulusan IPB tidak hanya mampu  menguasai soal pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun