Ekstrak Plasenta Sapi Bisa Mengatasi Skin Aging?

Adakah efek samping dari pemberian ekstrak plasenta sapi?

Pada dasarnya antioksidan dari Cow's Placenta Extract dapat digunakan sebagai produk anti aging kulit, akan tetapi memerlukan dosis yang sesuai dengan keperluannya, tidak diperbolehkan untuk penggunaan secara jangka panjang dan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak-anak, sehingga tidak boleh digunakan sembarangan. Hal ini dikarenakan ada beberapa komponen yang terkandung pada antioksidan dapat menimbulkan efek samping, seperti rasa bakar, luka bahkan kompleksitas pada organ-organ internal lain. (Huang Q et al. 2017; Moahmed ZG. 2010). 

Jadi, apa kesimpulan nya?

Nutrisi memiliki peranan sangat besar dalam penuaan kulit, karena jika asupan kita tidak seimbang, terkhususnya pada kadar gula seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa, kulit akan mengalami penuaan yang semakin cepat karena terpicu oleh oksidatif stres. Oksidatif stres secara singkatnya adalah radikal bebas dalam tubuh yang jika tidak dinetralkan akan mengakibatkan penuaan pada kulit. Gula yang paling berperan dalam penuaan adalah galaktosa, terkhususnya D-galaktosa, maka dari itu, untuk penelitian penuaan kulit, digunakan D-galaktosa yang diujikan pada hewan. 

Penanda untuk pengujian kadar D-galaktosa antara lain adalah aktivitas katalase (CAT), glutathione peroxidase (GSH-Px), peroksidase (POD), superoksida dismutase (SOD), jumlah glutathione (GSH), dan malondialdehid (MDA). Untuk mencegah radikal bebas akibat oksidatif stres, dibutuhkanlah suatu antioksidan dan setelah diteliti, plasenta pada hewan, khususnya sapi, memiliki kadar antioksidan yang tinggi yang terbukti mampu meningkat aktivitas CAT, GSH-PX, POD, SOD, dan jumlah GSH serta menurunkan MDA. 

Komponen antioksidan-antioksidan peptida primer yang terkandung pada ekstrak plasenta sapi mencakup Leucine, Lysine, Isoleucine, dan Arginine. Walaupun membuahkan hasil yang positif, dosis yang dibutuhkan untuk penuaan kulit dari ekstrak plasenta sapi ini masih perlu diteliti lebih lanjut, karena ekstrak ini juga masih memiliki efek negatif seperti rasa bakar, luka, dan kompleksitas pada organ-organ internal lain. Akan tetapi, ekstrak plasenta sapi ini terlihat sangat berpotensial untuk terus diuji coba dan tidak heran jika kedepannya kita akan menemukan komponen antioksidan dari ekstrak plasenta sapi ini sebagai main ingredients dalam skincare atau sebagai suplemen antioksidan dalam bentuk oral untuk melawan penuaan kulit. 

DAFTAR PUSTAKA

Azman KF, Zakaria R. 2019. D-galactose-induced accelerated aging model: an overview. Biogerontology. 20(4): 763--782. DOI: https://doi.org/10.1007/s10522-019-09837-y.

Chen H, Dong L, Chen X, Ding C, Hao M, Peng X, Zhang Y, Zhu H, Liu W. 2022. Anti-aging effect of phlorizin on D-galactose--induced aging in mice through antioxidant and anti-inflammatory activity, prevention of apoptosis, and regulation of the gut microbiota. Experimental Gerontology. 2(163): 1-13. DOI: 10.1016/j.exger.2022.111769.

Harder J. Schrder JM. 1999. Human Beta-defensin 2. The International Journal of Biochemistry & Cell Biology. 31(6): 645-651.

Huang Q. Xu W. Bai WK. He TJ. Ahmad H. Zhou L. Zhang L. Wang T. 2017. Archives of Animal Nutrition. Ed ke-1. Oxfordshire(UK): Taylor & Francis.