Mohon tunggu...
Aris Baloy
Aris Baloy Mohon Tunggu... Seseorang yang bukan siapa-siapa

Penjelajah samudra kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saatnya Guru Berhenti Memberi PR Biasa-Biasa Saja

27 Juni 2025   00:45 Diperbarui: 27 Juni 2025   00:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan belajar di kelas (sumber: dokumen pribadi)

Di era kecanggihan teknologi, pekerjaan rumah atau PR yang selama ini dianggap bagian penting dari pembelajaran, perlahan kehilangan daya. Bukan karena siswa makin malas, tapi karena mereka kini punya alat bantu yang jauh lebih cepat dan pintar, yakni teknologi kecerdasan buatan.

Dalam hitungan detik, AI bisa menyelesaikan soal pilihan ganda, merangkum artikel, menulis cerpen, hingga membuat presentasi PowerPoint yang lengkap dengan ilustrasi dan desain. Tugas-tugas yang dulu butuh waktu berhari-hari, kini bisa diselesaikan dalam lima menit dengan perintah teks sederhana. 

Lalu apa yang tersisa bagi guru?

PR Bukan Lagi Ukuran Belajar

Realitanya, banyak PR hari ini tidak lagi mencerminkan kemampuan berpikir siswa. Saat tugas-tugas hanya berisi soal hafalan, ringkasan, atau pembuatan produk visual, siswa bisa menyelesaikannya tanpa benar-benar memahami isi. Mesin bisa bekerja untuk mereka.

Tentu bukan berarti siswa jadi tidak belajar. Justru inilah waktunya guru menata ulang tujuan tugas. Apakah PR memang masih relevan? Ataukah sudah saatnya kita berhenti memberi pekerjaan rumah hanya karena kebiasaan?

Dari Hasil ke Proses

Langkah pertama adalah memindahkan fokus dari hasil akhir ke proses berpikir. Guru dapat memberi tugas yang meminta siswa menuliskan bagaimana mereka menyelesaikan masalah, bukan hanya jawabannya. Sebuah esai reflektif, rekaman diskusi, atau logbook proyek bisa lebih bermakna daripada jawaban benar semata.

Siswa juga bisa diminta menunjukkan proses editing atau revisi yang mereka lakukan. Ini mengajarkan mereka bahwa belajar adalah perjalanan, bukan sekadar pencapaian.

Gunakan Konteks yang Tidak Bisa Dikerjakan AI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun