Seperti yang kita tahu istilah 9 Naga di Indonesia telah menjadi pembicaraan bertahun-tahun. Dalam berbagai diskusi publik, kelompok ini kerap dikaitkan dengan kekuasaan ekonomi, bisnis sampai politik. Namun, siapakah 9 Naga ini dan mengapa pengaruhnya begitu kuat di Indonesia?
Filosofi 9 Naga
Kata Naga memiliki arti kekuatan, kekayaan, keberuntungan, dan kendali dalam budaya Tionghoa. Angka 9 juga memiliki makna keberutungan, melambangkan keabadian dan dominasi. Di Indonesia 9 Naga muncul pada era Orde Baru yang merupakan orang-orang Tionghoa yang menguasai bisnis Indonesia seperti Perbankan dan Keuangan, Media, Properti, Energi dan Pertambangan. Dibalik mereka menguasai bidang-bidang tersebut mereka juga memiliki koneksi kuat, baik secara ekonomi maupun politik. Suka atau tidak mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan sosial ekonomi negara ini sehingga memiliki pengaruh dalam menentukan kebijakan pemerintah.
Siapa Saja Yang Termasuk 9 Naga?
Beberapa pengusaha yang disebut-sebut masuk dalam kelompok 9 Naga adalah Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Jacob Soetoyo, James Riady, Tommy Winata, Anthony Salim, dan Dato' Sri Tahir.
Berinvestasi di IKN?
Pada Sabtu, 17 Agustus 2024 lalu, upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi perhatian publik, terutama karena kehadiran sejumlah pengusaha papan atas Indonesia yang dikenal dengan sebutan "9 Naga." Kehadiran mereka bukan hanya memeriahkan perayaan, tetapi juga menjadi topik hangat di media sosial, memicu diskusi mengenai makna dan dampak kehadiran mereka terhadap perekonomian nasional.
Dibalik rencananya mereka akan berinvestasi konsorsium di IKN hingga Rp 20 triliun. Tak ada angin tak ada hujan Founder Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan bahwa alasan investasi di mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) hanya untuk menyelamatkan muka Presiden ke-7 RI Joko Widodo mencerminkan 9 naga tidak serius membangun di sana.
Tujuan kemunculan Aguan dalam proyek IKN, agar bisa menarik para investor luar negeri masuk ke IKN. "Saya diminta tampil agar ada kepercayaan dari luar negeri. Ini buat show. Dalam berbisnis, kalau kamu sendiri enggak beli, siapa orang dari luar yang mau beli? Kami membawa rombongan. Bisnis memang harus begitu," pungkasnya.
Seperti diketahui, proyek IKN sepi investor, khususnya dari luar negeri. Bahkan ada yang sudah masuk, seperti Softbank, belakangan balik kanan dari penanaman modal di proyek IKN.