Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Joko Pinurbo dan Puisi Celana Ibu

27 April 2024   16:10 Diperbarui: 27 April 2024   23:17 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alm Joko Pinurbo dan puisinya, Input sumber gambar: WAG

Saya bersyukur karena berkat kehadiran Tiktok bisa mengenal sosok-sosok seperti Fahruddin Faiz dengan paparan filsafat-filsafatnya yang mudah dipahami ataupun penyair Zawawi Imron dan Joko Pinurbo dengan puisi-puisinya yang mengasyikan. Sosok ketiga orang ini kerap melintas di timeline saya.

Selain Zawawi Imron yang sudah berjumpa langsung dan beberapa kali menyapa dan berkomunikasi lewat whatsapp, saya belum sempat berjumpa Fahruddin Faiz dan Joko Pinurbo hingga akhirnya pagi ini mendengar kabar mengenai wafatnya penyair Joko Pinurbo yang kerap dipanggil Jokpin.

Jokpin yang lahir 11 Mei 1962 itu mengembuskan napas terakhir di usia 61 tahun di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Setelah sebelumnya sempat dirawat.

Di beberapa WAG saya, berita kepergiannya beredar luas bahkan diikuti dengan diskusi ringan yang membahas puisi-puisi almarhum.

Salah seorang teman saya, Budiman Hakim menulis di WAG sebagai berikut "Salah seorang penyair terkenal Indonesia meninggal dunia. Namanya Joko Pinurbo atau biasa dipanggil dengan Jokpin. Dia adalah seorang penulis puisi alumni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan memiliki banyak karya yang terkenal, seperti Kamus Kecil, Anak Seorang Perempuan dan Pacar Kecilku."

Budiman kemudian menambahkan informasi tentang Jokpin  "Sebagai seorang sastrawan, Jokpin telah meraih berbagai penghargaan seperti Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014). Karya2nya juga telah diterjemahkan ke banyak bahasa antara lain, Inggris Jerman, Rusia dan Mandarin."

Sebagai seorang yang tidak mengenal Jokpin, saya tidak tahu kalau ia ternyata pernah menulis puisi tentang hari Paskah dengan narasi yang nyeleneh. Saya baru tahu ketika teman saya tersebut menulis "Sebagai seorang Katolik, dia juga menulis puisi tentang hari Paskah. Karena dia seorang penyair mbeling, puisinya terkesan nakal dan cenderung kontroversial. Akibatnya banyak yang menghujat dia gara-gara puisi yang berjudul 'CELANA IBU' itu."

Berikut adalah puisinya.

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

"Paskah?" tanya Maria.
"Pas!" jawab Yesus gembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun