Mohon tunggu...
Aris Armunanto
Aris Armunanto Mohon Tunggu... Lainnya - Penghobi jalan pagi.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sumurup, Dusun Eksotis di Tepi Danau Rawa Pening

8 Desember 2023   22:37 Diperbarui: 10 Desember 2023   17:52 2302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Rawa   Rp. 150.000

Tabur Bunga   Rp. 150.000

Prewed   Rp. 150.000

Bukit Cinta   Rp. 200.000

Transit   Rp. 300.000

Perahu di Jembatan Biru (dokpri)
Perahu di Jembatan Biru (dokpri)


Jembatan Biru juga merupakan salah satu spot mancing favorit di Danau Rawa Pening. Ketika saya kesini, pemancing biasanya nyempil di bawah dekat jembatan yang berwarna biru. Entah kenapa memilih disitu. Mungkin nyaman dan terlindung dari sengatan sinar matahari.

Saya pun bertemu dengan beberapa orang membawa "senapan angin." Ini pun salah satu cara menangkap ikan. Seperti berburu di hutan. Bedanya, senapan menembak ikan ini ada benang nilonnya sepanjang 30 meter yang dililitkan di ujung senapan. Ketika ikan bisa tertembak, tinggal di tarik saja. 

Penembak ikan lebih memilih berada di atas jembatan sambil mengamati ikan yang naik ke permukaan. Jenis ikan yang mudah ditembak yaitu ikan kutuk (gabus) dan ikan mujaer. "Ikan wader lebih sering berada di dalam air sehingga sulit di tembak," kata Pudjo, seorang bapak dari Salatiga. Ia menembak ikan sebagai hiburan, dan mengakui lebih asyik memancing daripada menembak. Karena ketika memancing ada sensasi ketika umpan dimakan ikan. "Menembak ikan hanya sebagai selingan saja," katanya.

Komunitas penembak ikan di Rawa Pening (dokpri)
Komunitas penembak ikan di Rawa Pening (dokpri)

Tak berlama-lama di Jembatan Biru, saya pun keluar dari jembatan itu. Ke arah kiri kembali menyusuri rel kereta api. Saya tak tahu arah mata angin, namun jalur kereta api ini menuju ke Museum Kereta Api Indonesia, Ambarawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun