Pernah enggak sih kamu kepikiran tentang acara perpisahan sekolah atau wisuda? Dari SD sampai akhirnya lulus kuliah, momen ini seolah jadi ritual wajib. Mungkin di benakmu terlintas, "Buat apa sih acara begini? Kok rasanya cuma buang-buang waktu dan biaya?" Atau bahkan, "Mending uangnya buat yang lain aja, kan lebih bermanfaat?"
Pikiran-pikiran itu wajar kok, apalagi di era serba praktis sekarang. Tapi, sebenarnya ada banyak makna dan fungsi di balik tradisi ini, meskipun ada juga beberapa kritik yang perlu kita sadari. Yuk, kita bedah satu per satu!
Lebih dari Pesta: Penanda Transisi dan Pelepasan Emosi
Acara perpisahan dan wisuda punya fungsi psikologis yang krusial: sebagai penanda transisi. Otak dan perasaan kita butuh semacam "ritual" untuk memahami bahwa satu babak kehidupan (belajar di jenjang tertentu) sudah selesai dan babak baru akan dimulai. Ini membantu kita siap menghadapi perubahan, dari SD ke SMP, hingga kuliah ke dunia kerja. Tanpa penanda ini, kita bisa merasa "mengambang".
Selain itu, ini adalah wadah pelepasan emosi. Bertahun-tahun belajar pasti penuh tawa dan tangis. Momen perpisahan jadi kesempatan buat meluapkan semua emosi itu: berpelukan dengan sahabat, mengucapkan terima kasih pada guru, atau sekadar bermaafan. Ini penting untuk mendapatkan closure atau penutupan yang baik, supaya kita bisa melangkah maju tanpa beban emosional.
Menghargai Perjalanan, Mengabadikan Kenangan, dan Bentuk Apresiasi
Acara perpisahan atau wisuda juga cara kita menghargai perjalanan yang sudah dilalui. Semua usaha, keringat, tawa, dan tangis selama proses belajar adalah bagian dari pendewasaanmu. Momen ini mengajak kita melihat ke belakang dan mengapresiasi setiap upaya, keringat, tawa, dan tangis yang sudah kita alami.
Ini juga kesempatan emas untuk mengabadikan kenangan. Foto-foto dengan toga, video dokumentasi, atau cincin kelulusan akan jadi pengingat indah di masa depan. Mereka jadi bukti fisik bahwa kita pernah melewati fase penting itu bersama orang-orang spesial.
Terakhir, ini adalah bentuk apresiasi yang penting. Pertama, apresiasi untuk diri sendiri atas pencapaianmu. Kedua, apresiasi untuk lingkungan: guru/dosen, orang tua, dan teman-teman yang sudah mendukung. Momen ini memungkinkan kita saling berbagi ucapan terima kasih dan harapan, sekaligus menjaga silaturahmi.
Sisi Negatif: Biaya dan Tekanan Sosial