Mohon tunggu...
Arini Hidayah
Arini Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya menyukai konten dan topik mengenai trend saat ini dan budaya budaya yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Sindrom Cinderella Complex Merupakan Gangguan Mental?

7 April 2024   16:22 Diperbarui: 7 April 2024   16:30 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah cinderella complex merujuk pada kondisi psikologi perempuan yang dipopulerkan oleh Colette Dowling yang merupakan terapis asal New York melalui bukunya yang berjudul "The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence". Kondisi psikologis ini membuat wanita cenderung menilai bahwa diri dan hidup mereka tergantung dengan cocok pelindungnya yaitu pasangannya. 

Para wanita yang memiliki sindrom ini memiliki rasa takut akan kemandiriannya dan kebahagiaan mereka dihubungkan dengan status emosionalnya yang mengharapkan kedatangan dari "panggeran" yang dianggap membawa kebahagiaan untuk dirinya. Walaupun cinderella complex ini belum dikategorikan sebagai gangguan mental, namun kondisi ini sering dikaitkan dengan masalah psikologis lainnya.

Penggambaran dari cinderella complex ini seperti dongeng Cinderella yang sering kita dengar dimana zaman dahulu kala terdapat seorang putri bernama Cinderella yang diperlakukan buruk oleh ibu dan saudara tirinya yang kemudian diselamatkan oleh pangeran menawan. Itulah salah satu contoh dari penggambaran kondisi cinderella complex yang mana seorang wanita itu harus "diselamatkan" oleh seorang pria hebat dan dibantu oleh kekuatan di luar dirinya untuk mendapatkan rasa hormat dan pengakuan. 

Kisah ini juga menunjukkan bahwa Cinderella tidak pernah menaruh dendam terhadap tekanan yang diberikan oleh saudara dan ibu tirinya sepanjang hidupnya, hal ini menunjukkan bahwa seorang wanita harus tetap sabar dan berbudi luhur agar dapat mengatasi tekanan tersebut. Kisah ini jelas menunjukkan betapa kuatnya budaya patriarki yang menunjukkan adanya ketergantungan psikologis perempuan terhadap laki-laki. Kualitas kecantikan seorang wanita terlihat dari akhlaknya yang berbudi luhur: patuh, sabar dan siap berkorban. Hal ini memaksa perempuan untuk mengandalkan laki-laki sebagai sumber perlindungan, identitas dan bukti cinta.

Cinderella complex hanya digunakan untuk menggambarkan pola perilaku tertentu yang didorong oleh stereotip dan kebiasaan tentang perbedaan antara wanita dan juga pria. Walaupun bukan rujukan medis tetapi kondisi Cinderella complex merujuk pada sesuatu yang negatif. Colette Dowling mengatakan bahwa salah satu penyebab dari kondisi ini ialah pola asuh yang salah dan aturan sosial tertentu yang membuat wanita tidak mandiri. 

landasan budaya juga membuat sikap dan filosofi kehidupan seperti ini yang mana terdapat perbedaan antara apa yang pantas untuk sifat maskulin dan apa yang sesuai dengan sifat feminin. Sifat feminin digambarkan sebagai hal yang lemah dan harus dijaga dari luar, sementara sifat maskulin ialah tegas, kuat dan mandiri. Kombinasi peran gender yang berasal dari persepsi terpolarisasi pria dan wanita ini yang kemudian menghasilkan efek samping, yaitu sindrom Cinderella Complex.

Seorang wanita yang mengalami Cinderella Complex cenderung menginginkan seorang pasangan yang akan memenuhi setiap kebutuhan dan keinginannya. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychology, alasan utama mengapa perempuan dianggap lebih manja atau bergantung pada orang lain adalah stereotip yang sudah ada sejak lama. 

Meski bukan diagnosis yang perlu dikhawatirkan, kondisi ini juga bisa berbahaya karena dapat menghalangi kita mencapai tujuan hidup. Merasa bergantung pada pasangan juga bisa menyebabkan sesorang terlibat dalam hubungan yang tidak aman. Kecenderungan perempuan untuk bergantung pada laki-laki sebagian besar merupakan perasaan yang tersembunyi. Ketidakberdayaan membuat wanita cemas karena perasaan ini mengingatkan mereka pada masa kecilnya ketika kita masih tidak berdaya dan membutuhkan bantuan orang lain. 

Kita melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan kebutuhan-kebutuhan ini dari diri kami sendiri, terutama di zaman sekarang ini dimana terdapat dorongan masyarakat baru untuk kemandirian dan keadilan perempuan. Konflik batin inilah yang menjadi akar dari hampir semua permasalahan perempuan, mempengaruhi cara perempuan berpikir, bertindak, dan berbicara. 

Cinderella Complex berkembang sejak masa kanak-kanak sebagai respons terhadap harapan orang tua, guru, dan teman sebaya ketika masyarakat dalam lingkungan budaya ini memperlakukan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan membutuhkan. Dari sisi perkembangan gender, Cinderella Complex pada perempuan dipengaruhi oleh budaya lokal yang memandang perempuan sebagai sosok yang lemah dan tidak mampu mandiri.

Wanita dengan sindrom Cinderella Complex ini mungkin juga menunjukkan gejala-gejala lainnya. Inilah beberapa di antaranya.
*Selalu ingin Bersama dengan pasangannya karena jika pasangannya tidak ada maka emosinya akan memburuk
*Akan melalukan segala hal demi bisa Bersama pasangannya
*Membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menentukan Keputusan karenya dirinya kesulitan
*Jika tidak diperlakukan sesuai dengan keinginannya ia akan sangat kecewa
*Apapun Keputusan pasangannya ia akan dengan mudah menerimanya
*Ketika berada dalam sebuah masalah akan selalu yakin bahwa ada yang menyelamatkannya
*Ketika tidak Bersama pasangan rasa percaya dirinya akan hilang
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychology, alasan utama mengapa perempuan dianggap lebih manja atau bergantung pada orang lain adalah stereotip yang sudah ada sejak lama. Secara budaya dan sejarah, perempuan digambarkan sebagai satu-satunya pengambil dan laki-laki dipandang sebagai pelaku. Selain itu sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2016 di Universitas Gadja Mada juga menemukan bahwa faktor-faktor seperti pola asuh orang tua berkontribusi terhadap kondisi psikologis pada wanita. Karena pola asuh orang tua merupakan salah satu penyebab utama terjadinya Cinderella Complex, karena disitulah kepribadian seseorang mulai terbentuk. Orang tua yang terlalu protektif terhadap anak perempuannya cenderung menghalangi penyelesaian masalahnya. Akibatnya, anak-anak perempuan ini lebih sulit mengembangkan kemandirian dan keterampilan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun