Mohon tunggu...
Arini Saadah
Arini Saadah Mohon Tunggu... Penulis - Suka nulis, tapi tidak tahu apa yang hendak ditulis.

Pernah menjadi mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Gestapu, Rencana Pendaulatan Berubah Jadi Pesta Pembantaian?

28 September 2020   07:27 Diperbarui: 28 September 2020   07:38 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang Kolonel Untung sendiri, ia adalah komandan pengawal presiden yang sudah lama berada dalam pembinaan Syam Kamaruzzaman, Ketua Khusus Biro PKI. Hal ini membuat rencana daulat gubahan Soekarno mudah sekali bocor.

Analisis sejumlah pakar terhadap Mahmillub dan sejumlah buku catatan pengalaman para pelaku, hampir bisa diyakini bahwa Soekarno, Soeharto, Kolonel Untung, DN Aidit, dan juga Omar Dhani mengenai penculikan direncanakan bukan untuk pembantaian, namun untuk pendaulatan.

Jika analisis itu benar, maka wajar kalau Soeharto membiarkan gerakan daulat tersebut. Sebab itu merupakan keputusan politik presiden yang tidak bisa dihalangi olehnya. Lagipula rencana Soekarno itu tidak merugikan Soeharto.

Bahkan, DN Aidit kemungkinan juga mengerti Gestapu sebagai pendaulatan pemimpin Angkatan Darat. Sebab Aidit dan PKI berharap pemimpin AD setelah Ahmad Yani bisa lebih bisa dikendalikan oleh Soekarno. Dengan demikian, AD bisa membantu dan mendukung gagasan Nasakom dan bersahabat dengan PKI.

Namun bagaimana rencana pendaulatan gagasan Soekarno yang didukung Biro Khusus PKI itu bisa berubah menjadi pembantaian para jenderal?

Artikel ini ditulis berdasarkan wawancara dan penelitian khusus yang dilakukan oleh Salim Said dalam buku "Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun