Mohon tunggu...
Arina Wahyuningtiyas
Arina Wahyuningtiyas Mohon Tunggu... Mahasiswa

Aku adalah pribadi yang gemar mengekspresikan diri melalui seni dan visual. Setiap emosi yang kurasakan dapat kutuangkan dalam bentuk karya baik lewat goresan gambar, hasil jepretan foto, sapuan kuas pada lukisan, rancangan desain, maupun alur cerita dalam sebuah video.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Raga Dekat, Jiwa Jauh: Dampak Psikologis dari Orang Tua yang Tidak Benar-benar Hadir

3 Oktober 2025   22:00 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:48 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita melihat seorang anak yang tinggal bersama orang tuanya, tetapi tetap merasa kesepian? Mereka ada di rumah yang sama, duduk di ruang yang sama, bahkan mungkin makan di meja yang sama. Namun, entah mengapa, anak itu merasa sendirian. Inilah fenomena yang disebut "raga dekat, jiwa jauh"sebuah kondisi ketika orang tua hadir secara fisik, tetapi tidak benar-benar hadir secara jiwa dan peran.

Fenomena ini semakin sering muncul di era modern. Orang tua memang ada di rumah, tetapi pikirannya tersita oleh pekerjaan, tuntutan ekonomi, dan rasa lelah seringkali membuat komunikasi dengan anak menjadi sekadar formalitas. Padahal, bagi seorang anak, kehadiran emosional orang tua jauh lebih penting daripada sekadar kehadiran fisik.

Mengapa Kehadiran Emosional Itu Penting?

Anak bukan hanya membutuhkan makan, minum, dan fasilitas pendidikan. Mereka juga butuh perhatian, kasih sayang, dan pengakuan dari orang tua. Kehangatan orang tua adalah bahan bakar utama dalam perkembangan psikologis anak.

Namun, ketika orang tua tidak benar-benar hadir secara jiwa, anak merasa kehilangan sosok yang bisa diajak bicara, tempat untuk bercerita, atau telinga yang mau mendengarkan. Mereka belajar menyimpan perasaan sendiri, merasa tidak dianggap penting, dan lama-kelamaan bisa kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri.

Dampak Psikologis dari Orang Tua yang "Jauh"

Ketidakhadiran peran orang tua tidak langsung terlihat hari ini. Kadang, anak tetap tampak baik-baik saja: mereka pergi sekolah, belajar, bermain, dan tertawa seperti biasanya. Tetapi di balik itu, ada luka psikologis yang perlahan terbentuk. Dampak itu bisa berupa:

1. Kesepian yang Terselubung

Anak bisa merasa kosong meski tinggal di rumah yang ramai. Mereka merasa tidak punya tempat untuk berbagi cerita, sehingga akhirnya mencari "rumah" di luar keluarga. Ini yang membuat sebagian anak lebih dekat dengan teman atau bahkan orang asing ketimbang orang tuanya sendiri. 

2. Harga Diri yang Rapuh

Anak yang jarang dipuji, didengarkan, atau divalidasi oleh orang tuanya tumbuh dengan perasaan tidak cukup baik. Ia merasa harus terus berusaha agar dihargai, atau sebaliknya, menyerah sejak awal karena merasa tidak akan pernah cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun