Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menulis untuk Diri Sendiri dan Pembaca

13 Juni 2011   17:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang penulis, apa saja bisa menjadi tulisan. Terlebih bagi penulis independen yang menulis atas nama diri sendiri, memiliki kebebasan penuh dalam memilih materi tulisan yang menjadi konsentrasinya, bebas mengarahkan tulisannya mau dibawa kemana dan untuk tujuan apa.

Kebahagiaan seorang penulis ditentukan oleh tujuannya dalam menulis. Hal ini sifatnya sangat personal. Berbeda-beda bagi tiap penulis.

Sebagai contoh, untuk saya pribadi di sini menulis untuk relaksasi. Saya menulis hal-hal yang membuat pikiran menjadi rileks. Saya menulis hal-hal yang menurut saya merupakan pencapaian batin saya. Saya menulis spirit hidup yang telah dan sedang saya bangun. Saya berharap pembaca tulisan saya juga menjadi rileks. Apakah tujuan saya berhasil? Buat saya pribadi sejauh ini berhasil. Apakah pembaca menjadi rileks? Tidak ada jaminan. Sebab semua itu tergantung kehendak pembaca. Tergantung penafsiran pembaca. Tergantung situasi kebatinan pembaca.

Penulis independen berangkat menulis dengan prasangka pribadi. Ini berlaku dalam semua jenis tulisan, baik reportase maupun opini. Penulis akan menekankan hal-hal yang sesuai dengan pemikirannya, daya nalarnya. Kalau memakai kutipan, kutipan-kutipan yang diambil setidaknya mewakili pemikirannya. Kalau mewawancarai narasumber, memilih narasumber-narasumber yang sepemikiran yang menunjukkan persetujuan pada pemikirannya yang dipercayainya.

Menulis adalah saluran pelepasan kegelisahan. Kegelisahan tidak selalu hal negatif. Menulis apa saja di ruang publik sebetulnya otomatis untuk memenuhi hasrat kepuasan batin diri sendiri dan pembaca (hasrat kepuasan spiritual, hasrat kepuasan emosional, hasrat kepuasan intelektual, hasrat kepuasan keluasan pergaulan).

Kalau mau diteruskan dampaknya ke pembaca, dampaknya bisa berbeda-beda. Seberapa besar manfaat sebuah tulisan bagi pembaca, juga perlu kajian mendalam. Itu pembaca yang berhak menjawabnya.

Penulis bisa menghasilkan tulisan hebat (bermanfaat)bila yang ditulisnya adalah disiplin ilmu yang dikuasainya. Atau apapun yang sungguh-sungguh diminatinya. Dan konsisten dengan jalur yang telah dipilihnya itu

Lalu mengapa ada tulisan yang dibaca ribuan orang, dan ada tulisan yang dibaca puluhan orang saja. Itu faktornya bisa bermacam-macam.

Buat saya pribadi, bohong kalau saya bilang tidak senang apabila tulisan saya dibaca banyak orang. Tapi itu bukan tujuan utama.

*Catatan ini terinspirasi tulisan Pak Bob "Menulis untuk Diri Sendiri atau untuk Pembaca?"

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun