Mohon tunggu...
Arimbi Haryas Prabawanti
Arimbi Haryas Prabawanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Behind Arimbihp Photo and Craft

Half Photographer, half a Journalist Tempo.co

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Persimpangan Jalan dan Kampung Halaman

1 Maret 2023   14:22 Diperbarui: 21 April 2023   08:34 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mudik menggunakan bus. Sumber: Antara Foto/Galih Pradipta via kompas.com

Kendaraan ber plat AB itu berhenti, 2 penumpangnya yang berdandan perlente turun tanpa membawa satu pun barang.

"Soto dua es teh dua," sebutnya sembari mencopot kacamata hitam.

Laki-laki itu mengenakan jaket kulit hitam, topi bermerek ternama dengan logo kuda, dialeknya seperti orang kota, ia selalu menggunakan Bahasa Indonesia.

Panggil saja Darmin (40) dan Darsih (38), sepasang suami istri yang nampaknya datang dari jauh dan baru selesai menempuh perjalanan panjang.

Darsih menoleh, "dari mana mbak?", tanyanya.

"dari Magelang bu", kata saya sambil menerima semangkuk soto panas. Sepersekian detik asap soto tersebut menjeda percakapan kami. Dia, hanya mengangguk.

Setelahnya, saya masih sibuk mengaduk-aduk kuah, menyeruputnya sedikit demi sedikit sembari mencuri dengar percakapan keduanya.

Berbeda dengan Ngatmi, keduanya tampak lebih menggebu, dompet disaku tak hanya berisi dua ribu, namun deretan gambar Soekarno warna merah dan lembaran biru.

Darsih, perempuan paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai penjual bakso di Jakarta itu bersemangat menyebut nama-nama saudara yang hendak ia kunjungi.

Sedangkan Darman (yang sepertinya adalah suami Darsih), hanya banyak meng iya kan dan sedikit tertawa renyah. Mereka terlihat tak menggendong beban perkara, sepertinya.

"Mudik bu?", tanya saya. Darsih menoleh, "Iya mbak, sudah 10 tahun nggak pulang, kangen," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun