Mohon tunggu...
ari imogiri
ari imogiri Mohon Tunggu... Administrasi - warga desa

suka aja mengamati berita-berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menunggu Sikap Para Petinggi PKS.....

11 April 2011   05:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

" PKS masih normal " demikian mengutip apa yang disampaikan oleh pengamat politik dari Indobarometer, M Qodari, ketika mengomentari tingkah laku Arifinto, anggota DPR RI dari PKS pada saat sidang paripurna DPR hari Jumat yang lalu.

Sesungguhnya, apa yang terjadi pada Arifinto ini merupakan rentetan kasus yang menunjukkan memang PKS, yang selama ini dinilai oleh sebagian masyarakat sebagai sebuah partai yang isinya adalah orang-orang yang menjunjung tinggi moral ternyata kemudian disadari bahwa isi dari PKS ternyata sama saja dengan partai-partai yang lain.

Masih ingat dalam benak kita kasus tertangkapnya anggota DPRD PKS di salah satu panti pijat plus di salah satu kota di Sumatra, kemudian susul menyusul kasus-kasus yang melibatkan kader-kader PKS, seperti kasus perjudian di Gorontalo, dan lain lain.

Maka sesungguhnya, menjadi tidak heran ketika banyak kegerahan yang dirasakan oleh kader-kader PKS sendiri manakala mereka melihat fenomena yang berkembang di dlam tubuh partai yang mereka cintai itu. Berkembangnya waca terbelahnya PKS dalam dua kubu, yaitu kubu idealis yang dikenal dengan kubu keadilan, yang saat ini tersingkir dari pangggung kekuasaan PKS serta kubu kesejahteraan yang pragmatis, yang saat ini menguasai panggung kekuasaan di PKS memang bukan isapan jempol belaka.

Tak kurang statement Daud Rasyid, salah seorang tokoh pendiri  yang cukup disegani di internal PKS, dalam salah satu tulisannya yang beredar di internet, mengatakan bahwa "saudara-saudara kita sedang mabuk dunia" sebagai bukti kegundahan seorang tokoh senior di tubuh partai. Maka ketika kemudian semakin silih berganti kasus-kasus yang menghinggapi kader-kader PKS, semakin gundah lah para pendiri itu. Ketika Yusuf Supendi menguak satu persatu kasus yang menimpa para petinggi PKS, berbagai cibiran dan cercaan dating dan dituduhkan kepadanya, padahal Yusuf Suoendi adalah salah seorang pendiri, tokoh senior partai, yang merupakan murrabi dari banyak elit PKS saat ini. Maka ketika cercaan itu dating dari kader-kader PKS sendiri, pertanyaannya, berarti para murrabi itu gagal mendidik murid-muridnya, sehingga kemudian kader-kadernya itu justru semakin jauh dari apa yang dahulu mereka ajarkan, membentuk sebuah partai sebagai gerakan membesarkan dakwah Islam di bumi Indonesia.

Maka sesungguhnya, kegundahan hati Yusuf Supendi dan banyak kader senior PKS didasari sebuah niat tulus, untuk tidak melihat PKS hanya menjadi partai yang sama saja dengan partai lainnya yang lebih suka mabuk dunia.

Namun, alih-alih berinstropeksi diri, para elit PKS justru sibuk membela diri dengan mengatakan bahwa ini bagian dari skenario untuk menyingkirkan PKS dari panggung politik nasional, sebuah statemen yang terlihat sangat tendensius dan jauh dari sikap rendah hati para aktivis dakwah.

Maka kita akan lihat ke depan, sesungguhnya jika para petinggi partai tidak merubah sikap dan kelakuannya, dan masih mengedepankan hasrat yang kuat kepada dunia, tunggu saja kehancuran dan keruntuhan partai ini. Tidak usah lah pihak lain melakukan operasi atau scenario-skenario tertentu utnuk menghancurkan PKS, karena dengan tingkah laku buruk yang tak henti-hentinya dilakukan oleh petinggi dan elit partai, maka satu demi satu, pelan tapi pasti kader-kader PKS di tingkat bawah yang sedemikian ikhlas berjuang demi dakwah Islam akan meninggalkan partai ini tanpa dikomando atau dipengaruhi oleh pihak lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun