Mohon tunggu...
Arif Setya
Arif Setya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Imperialisme Baru dan Umat yang Tertidur

28 Januari 2018   05:37 Diperbarui: 28 Januari 2018   11:12 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya kembali, sejarah yang jamak dipahami sekarang memang bermasalah. Hal ini tentu tidak terlepas dari pendidikan yang ada pada negeri ini. Yudi Latif dalam Inteligensia Muslim dan Kuasa melacak benih pertama pendidikan sudah dipengaruhi oleh kolonial sejak masa politik etis, dan berkembang hingga sekarang.

Generasi muda muslim Indonesia ternyata masih diajarkan kisah-kisah mereka sendiri oleh pemikiran bangsa lain. Sekarang kepada diri sendiri kita bisa bertanya, apakah sejarah yang telah kita ketahui sudah sedemikian benarnya. Apakah kita sebagai seorang muslim sudah bisa mendefinisikan diri kita sendiri, bukan sebagaimana keinginan kolonial barat dulu mendefinisikan kita.

Islam seharusnya yang menjadi solusi. Rasulullah SAW sendiri menyatakan bahwa Allah itu Esa, dan semua umat manusia setara dibawah-Nya. Tidak manusia yang lebih rendah dari yang lain, kecuali dari ketaqwaannya.

www.Bacatulisan.com
www.Bacatulisan.com
Indonesia beruntung karena Ulama dan Tokoh terdahulunya telah bermain dengan apik, dan menunjukkan bagaimana seharusnya Islam bergerak. Imperialis tidak bisa menangkap dan membunuh seenak keinginan mereka. Suara-suara perang dari umat Islam untuk menegakkan keadilan tersebut, masih bisa kita lantunkan hingga sekarang. Membunuh tentu bukan hanya di nyawa, namun juga di pikiran. Setiap era memiliki ciri sendiri, mulai dari jihad menggunakan pedang, sampai jihad menggunakan pikiran dan meja sidang.

Disinilah tugas kita untuk mempelajari sejarah kembali, menyesuaikan perjuangan yang ada agar sesuai dengan tantangan yang ada sekarang. Tak cukup belajar dan refleksi, adalah tugas kita membangunkan umat yang sedang tertidur. Tertidur ditengah imperialisme baru yang belum mereka (dan bahkan kita) sepenuhnya sadari. Untuk kembali berjuang, dan meneruskan mata rantai perjuangan yang telah dirintis Ulama kita terdahulu, untuk menegakkan keadilan Islam di Bumi Nusantara ini.

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan…”

- QS 57 : 25

Referensi :

Al Qaththan, Syaikh Manna. 2015. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an.Pustaka Al Kautsar.

Bukhari, Asghar.The Creation of Colonized Muslim Slave.

Hidayat, Nuim. 2009. Imperialisme Baru. Gema Insani Press.

Latif, Yudi. 2012. Inteligensia Muslim dan Kuasa. Mizan Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun