Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sungguh! Aku Tidak Menulis untuk Makan

24 Januari 2021   13:41 Diperbarui: 24 Januari 2021   18:53 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medium Panduan Menulis Untuk Programmer. Menulis merupakan kerjaan… | by ...


Ada lho temanku yang pernah mencak-mencak saat aku minta dia belajar menulis. Aku sih bisanya hanya mengajak, memberi motivasi. Mengajari mereka menulis jelas belum bisa pastinya.

Namun bagiku, motivasi nomor satu. Keinginan yang kuat untuk memulai sesuatu yang baru jadi sensasi tersendiri.

Entah masalah apa yang membelit kehidupannya? Mungkin juga ada saat itu sedang salah waktu, bisa jadi pada saat ia bersedih aku minta ia menulis. Bisa juga saat itu ia sedang kesal dengan sesorang.

Reaksinya sungguh di luar dugaan. Katanya, "Aku tidak menulis untuk makan. Memang jika aku menulis keluargaku bisa dibuat kenyang?"

Sepeninggalnya aku pun merasa bersalah. Sebegitu sulitkah menulis? Walau sebenarnya bagiku menulis memang sulit. Tapi tidak sesulit menangkap belalang di siang hari tentunya. Wkwkwkwk!

Tuh kan! Ke soal belalang dan pasti ujung-ujungnya mancing lagi. Yach... Begitulah. Kalau dasar emang dari sononya yang kepikiran pasti soal mancing melulu. Lanjut....

Kali ini serius ya...
Tapi benar lho, aku menulis tidak untuk makan.
Adakah orang yang dengsn menulis menjadikannya kaya raya? Jawabnya ada!

Lihat bagaimana tiga orang barat yang sukses menulis.

James Patterson,  pengarang dengan bayaran tertinggi pada kurun waktu tersebut. Karyanya yang terpopuler adalah seri novel kriminal Alex Cross. Novel perdananya The Thomas Berryman Number rilis pada 1976 dengan karyanya menghasilkan US$ 95 juta.

Jeff Kinney, penulis buku anak-anak yang meraih sukses besar yaitu Diary of a Wimpy Kid. Buku ini hadir dalam beberapa judul antara lain Diary of a Wimpy Kid: Dog Days dan Diary of a Wimpy Kid: The Ugly Truth menghasilkan US$ 19,5 juta.

JK Rowling, dengan Harry Potter yang sempat mendapat penolakan berbagai penerbit. belum lagi pemasukan dari adaptasi Harry Potter ke dalam film, JK Rowling pun berhasil ada di jajaran orang-orang terkaya menghasilkan US$ 19 juta.

Mereka yang dari Indonesia siapa saja?

Mulai dari Andrea Hirata, penulis asal Belitung ini sempat menggemparkan jagat perbukuan Indonesia. Novel perdananya yang berjudul Laskar Pelangi, mampu menghentakkan dunia pendidikan di Indonesia.

Habiburahman EL Shirazy, penulis yang lebih dikenal dengan sebutan Kang Abik ini mampu meraup hingga mencapai 2,4 miliar rupiah hanya dari satu judul novelnya Ayat-ayat Cinta.

Dewi Lestari yang sukses dengan novelnya Supernova. Ia menunjukan kualitasnya di dunia sastra dengan menciptakan sebuah karya yang luar biasa. Penghasilannya bisa mencapai 1,5 miliar rupiah lebih dari hasil menulis novel. Dan seabreg penulis beken lainnya.

Adakah penulis yang miskin? Jawabnya tidak ada!

Kalau ukuran kekayaan hanya dari segi materi kita mengukurnya, alangkah naifnya kita. Setiap karya yang telah terukir indah dalam sebuah buku, majalah, blog dan sebagainya meskipun tidak menghasilkan keuntungan materi tapi lihat dan simak berapa orang yang telah membaca dan mempelajari karya tulis kita.

Baca juga Kalau Hanya Menulis Aku pun Bisa....


Siapa tau apa yang telah kita tuliskan telah merubah hidup seseorang. Dari yang tadinya malas menjadi rajin. Yang mulanya tertutup akal pikirnya, dengan membaca karya kita menjadi tercerahkan dan terbuka wawasannya.

Siapa tau, ketika selesai membaca apa yang telah kita tuliskan perilaku dan kebiasaannya menjadi lebih baik. Kita tidak akan tahu seberapa besar pengaruh karya tulis kita mempengaruhi diri sendiri dan orang lain.

Lantas apa sih yang perlu dipersiapkan?

Keterampilan menulis bukan pekerjaan instan. Hari ini belajar menulis, esok pagi sudah berkibar. Butuh keuletan, kesabaran, dan yang pasti dedikasi yang tinggi menanamkan dalam hati bahwa yang telah kita tulis mampu mempengaruhi dan merubah menjadi lebih baik. Terutama untuk diri sendiri, syukur-syukur untuk orang lain.

Oleh karena itu yang perlu dipersiapkan dan terus menerus dikembangkan adalah keterampilan, pengetahuan mendalam tentang topik yang menjadi bahan tulisan, mengulas gagasan dari pengalaman. Di samping itu wawasan harus ditingkatkan caranya dengan banyak membaca. Apa saja! Metode dan cara menulis sampai pada ilmu pendukungnya.

Menulis dengan mood memang diperlukan. Tapi tidak hanya menulis jika sedang mood. Mood tidak akan datang dengan sendirinya. Ibarat ikan asin, ia perlu garam sebagai pemicunya. Setelah itu disiplin menjadi pondasi utama di atas segalanya.

Ide tidak datang cuma-cuma. Dengan banyak menggali informasi dari bahan bacaan, dari sebuah pertunjukan baik dalam kehidupan nyata maupun yang ada di media.

Ingat! Untuk memulai sesuatu yung sangat penting adalah pede, percaya diri. Meskipun mulanya apa yang kita tuliskan hanyalah sesuatu yang mirip dengan ocehan ngelantur, suatu saat akan berubah menjadi pandangan hidup dan diikuti oleh orang lain jika kemasan bagus.

Rahasianya, jika Anda tertawa saat menulisnya, pembaca pun akan tertawa membacanya. Jika air mata menetes tak terasa saat sebuah karya tulis sedang dikerjakan. Pembaca pun mungkin akan terharu membaca tulisan kita.

Demikianlah, aku memang tidak menulis untuk makan. Tapi menulis untuk berbagi rasa, berbagi pengalaman, dan berbagi apa saja yang layak dibaca.

Emangnya bisa tulisan dimakan? Nasi kaleesss!
Yang dimakan itu roti cokelat, pasti nikmat. Wkwkwkwwk....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun