Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kinyis-Kinyis! Mata Melihat, Mulut Berucap

6 Januari 2021   23:00 Diperbarui: 6 Januari 2021   23:01 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnal Palopo - Pikiran Rakyat Berikut Penjelasan Asal Latah pada Seseorang - Jurnal Palopo

Coba kalau matanya yang disebut ditambahkan dengan dicolok. "Matanya dicolok pasti nikmat tuh." Si empunnya diri bagaimana perasaanya. Apalagi sudah menyangkut kata-lata porno. Bagian badan yang sensitif ditambah dengan kata-kata porno. Selesailah segala urusan. Semua akan jadi runyam.

Kalau yang disebut itu perempuan yang kebetulan jalan sendiri paling-paling mempercepat langkahnya sambil menahan marah. Bayangkan jika kebetulan perempuan tersebut bersama suaminya.

Dan benar! Kejadian! Entah karena apes atau bagaimana, yang saya lihat adalah setelah kejadian itu selesai. Ceritanya, si latah menyebut yang lewat itu dengan menyebut payudara ditambah kata-kata porno lainnya (tak layak saya sebut di sini). Suaminya mendengar maka langsung mendekat dan marah. Orang itu ditampar oleh suaminya.

Karena memang salah, si latah tak melawan. Hanya diam dan meminta maaf. Sementara teman-teman yang mengagetkan si latah semua pergi. Kejam sekali.

Begitulah kalau yang latah laki-laki, semua perempuan yang lewat akan dianggap kinyis-kinyis walaupun tak cantik-cantik amat. Soalnya apa yang keluar dari mulutnya adalah apa yang ada dipikirannya. Jika kebetulan pikirannya ngeres. Kata-kata ngereslah yang keluar.

Bersyukurlah kita kini terlepas dari apa yang orang sebut sebagai latah. Demikian juga kita berdoa semoga para latah mendapat kesembuhan. Wlalaupun sebagian besar orang Indonesia menganggap latah sebagai kewajaran dan bukan merupakan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun