Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Pertanian di Negeri Maritim

29 Juni 2022   14:15 Diperbarui: 29 Juni 2022   14:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun telah disebutkan bahwa ekspor pertanian Indonesia sangat mengagumkan, data tentang betapa miskinnya petani Indonesia kebanyakan tidak kalah mencengangkan. 

Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga petani gurem yang ada di Indonesia adalah 14.250.000 rumah. Petani gurem adalah petani yang hanya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar. 

Belum lagi jumlah petani yang hanya menggantungkan usaha taninya dengan menggarap lahan milik orang lain (petani penggarap). Dua kelompok tani yang jangankan hidup berkecukupan, mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan layak pun sudah alhamdulillah.

Belum lagi ketika terdapat beberapa kasus langka bahkan hilangnya pupuk bersubsidi di pasaran. Pupuk murah yang seharusnya untuk mereka, seringkali tidak kelihatan batang hidungnya. Kelangkaan pupuk bersubsidi juga sudah seperti tradisi. Berulang-berulang dan berulang.

Tapi tak apa, namanya tradisi, apapun itu ya perlu dilestarikan. Ada pepatah, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Kalau gamau ikut tradisi, ya keluar saja. Keluar saja dari tradisi pertanian di negeri maritim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun