Sekarang kita berada di situasi yang telah Joyoboyo ramalkan. "Zaman Edan, ora ngedan ora keduman". Zaman gila-gilaan yang menuntut segalanya untuk ikutan gila. Memaksa untuk berperilaku gila bahkan untuk sekedar dapat bertahan hidup.
Bukan hal yang dibesar-besarkan karena  mamang begitulah faktanya. Mulai dari hal remeh temeh sampai yang paling kompleks dan butuh perhatian besar pun kini ikut gila-gilaan.
Perhatikan betapa gilanya kemajuan zaman sampai hanya bermodalkan goyangan jempol, makanan sampai tepat dihadapan. Betapa kemajuan teknologi membuat segalanya lebih mudah dijalani.
Di lain sisi, gilanya kejahatan semakin tidak menunjukkan keberadaban. Pemiskinan dilakukan secara sistematis dan struktural bahkan dari tingkat pemerintahan yang paling rendah. Kejahatan konvensional sudah masuk tingkatan paling keji yang bahkan mungkin binatang pun enggan melakukan.
Zaman telah terdisrupsi dan kemanusiaan pun ikut tereduksi (walaupun tereduksinya kemanusiaan tidak serta merta akibat langsung dari zaman yang terdisrupsi).
Kembali ke lanjutan ramalan Joyoboyo, "Sak bejo-bejo ne wong edan, luwih bejo wong kang eling lan waspodo". Walaupun demikian, tidak perlu kita ikut menjadi gila. Kita hanya perlu sadar dan waspada agar menjadi orang yang beruntung.
Memang tiada yang lebih melegakan ketimbang keberuntungan. Namun, untuk mencapai hakikinya kebahagiaan dan keberartian, dibutuhkan lebih dari sekedar keberuntungan. Menjadi sadar dan waspada saja tidaklah cukup. Justru dibutuhkan kegilaan untuk mencapai hakikat kebahagiaan dan keberartian.
Gila bukan berarti sama dengan menghalalkan segala cara. Gila bukan dengan seperti gaya katak berenang, menarik yang atas agar turun sambil menginjak-injak yang ada di bawahnya. Gila bukan berarti sama dengan menanggalkan etika.
Dibutuhkan keberanian dan cara-cara yang gila untuk melawan dan memukul mundur penindasan serta ketidakberadaban. Dibutuhkan strategi gila yang lebih dari sekedar inovasi agar kemudahan dan kebermanfaatan untuk semua dapat dicapai. Dibutuhkan kegilaan lebih dari sekedar nalar untuk membuat orang-orang menjadi pintar.
Dan memang sekarang adalah zaman edan. Perlu menjadi dan ikutan edan agar kita semua kebagian. Kebagian peran untuk turut serta membangun dan mengembangkan peradaban.
Menjadi pasif dengan bermodal kesadaran dan kewaspadaan? Biarkan orang lain saja yang berpikir demikian.