Mohon tunggu...
Arif Maulana
Arif Maulana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Melihat Dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Membaca Kenang-kenangan Pulang

28 September 2021   22:40 Diperbarui: 28 September 2021   22:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benar adanya jika kita mengutip hal-hal di masa lalu, tidak ada yang benar-benar berubah dari kenyatakan dalam hidup manusia, beberapa orang meninggalkan dunia sebab mereka tak menilai apa-apa yang begitu berharga, namun kenyataan pahit, dunia memiliki segerombolan orang pengikut yang mengasingkan mu.

Pertanyaan yang begitu penting adalah apakah kita siap dianggap busuk dan tak berguna, tentu kebanyakan dari hidup akan terus mengukur bagai mana manfaat nafas dan tenaga yang dimiliki, namun bukankah dia adalah dosa terbesar?

Ku pikir hal-hal aneh dalam hidup ini akan senantiasa mengikuti, seperti; mengapa orang memilih tak bermedia sosial, namun itu adalah cara yang curang mengurung kemerdekaan. 

Sebagian orang berprinsip untuk terus berkata-kata atau menulis tanpa ingin di bantah apalagi di hina.

Namun, kenyataan yang lebih pahit lagi adalah dunia tak membiarkan mu merdeka, walau tanpa penjajahan, dengar bahkan sedang tidak terjajah, kita tak layak merdeka,kemudian mereka ucapkan selamat merdeka kepada sebuah bangsa  dari orang-orang yang menanam jasanya di bumi negara.

Akhir yang lebih pilu adalah kesunyian pun diusik oleh mata-mata kekasihanan, segerombolan orang mulai membawa kamera dan menjatuhkan uang-uang dengan judul, pemberian dan mengabarkannya kepada dunia agar kesunyian dan keterasingan menjadi rasa iba.

Bisakah kita lihat hal-hal aneh yang akan datang berikutnya, menjadi judul yang mulai menggerakkan sebuah pena dalam goresan keheningan malam.

Seseorang memenuhi sebuah malam dengan tidak terpejam dan terus berfikir, berfikir, berfikir dan melawan...

Sebab saat ini hanya satu bentuk perlawanan kita, berteriak dalam kediaman.

Pulanglah sana, aku ingin membaca lagi sebuah kenangan-kenangan yang tak pernah dibicarakan, dari hal yang ingin direnungkan, sebab hanya renungan yang mampu memberi ganjalan agar masalah dalam diri kita tidak terus melebar, namun terus mendalam...

Terimakasi untuk waktu yang tak pernah terbuang oleh fikiran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun