Mohon tunggu...
Arif Kusuma Fadholy
Arif Kusuma Fadholy Mohon Tunggu... Administrasi - Pengetik Non Fiksi dan Fiksi

- Penulis Buku Jihad Rasa - Pemerhati Bidang Polhukam, Olahraga, Dll - TU dan Pengajar di Dunia Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sate Klatak, Kuliner Khas Bantul yang Diburu Wisatawan

21 Mei 2024   14:41 Diperbarui: 21 Mei 2024   14:48 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: anetoholidays.id

Sate Klatak merupakan salah satu hidangan khas yang berasal dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hidangan ini menggunakan daging kambing sebagai bahan utamanya dan memiliki ciri khas unik yaitu tusuk satenya yang terbuat dari besi jeruji sepeda. 

Proses memasaknya cukup sederhana, yang khas, daging kambing ditusuk dengan tusuk besi, kemudian dibakar di atas bara api dengan hanya ditaburi garam sebagai bumbu utama. Setiap porsi Sate Klatak biasanya terdiri dari dua hingga empat tusuk sate. 

Dikisahkan, Sate Klatak ini pertama kali diperkenalkan oleh Mbah Ambyah, seorang warga Dusun Jejeran, Desa (Kalurahan) Wonokromo, Kecamatan (Kapanewon) Pleret, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta sekitar tahun 1940-an. Usaha yang dirintis oleh Mbah Ambyah telah menjadikan Sate Klatak sebagai ikon kuliner di Kabupaten Bantul dan sekitarnya.

Pada awalnya, Mbah Ambyah memanfaatkan potensi wilayah yang banyak terdapat peternakan kambing di Jejeran. Usaha satenya dimulai di bawah pohon melinjo, yang buahnya sering disebut dengan klathak. 

Nama "Sate Klatak" sendiri berasal dari bunyi "tak...tak...tak" yang dihasilkan ketika garam ditaburkan ke bara api arang di atas tungku saat pemanggangan. Tungku yang digunakan biasanya terbuat dari tanah liat, karena kemampuannya menyimpan panas lebih lama dibandingkan bahan lain.


Keberadaan Sate Klatak tidak hanya memberikan warna tersendiri bagi kuliner Bantul, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Di Dusun Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret, terdapat puluhan warung sate yang berjajar di sepanjang (sekitar) Jalan Imogiri Timur kilometer 10. Warung-warung ini menjadi destinasi kuliner yang cukup populer baik bagi warga lokal maupun wisatawan.

Setiap harinya, warung-warung besar di daerah ini dapat menyembelih sekitar 5-7 kambing untuk memenuhi permintaan. Jumlah ini bisa meningkat terutama pada saat kunjungan wisatawan membludak. Keunikan dan cita rasa khas dari Sate Klatak telah membuatnya menjadi salah satu kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta.

Secara keseluruhan, Sate Klatak tidak hanya menawarkan cita rasa yang khas, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya kuliner masyarakat Bantul. Keunikan dari proses pembuatan, sejarah, dan kontribusinya terhadap perekonomian lokal menjadikan Sate Klatak lebih dari sekedar makanan, melainkan simbol kebanggaan daerah dan warisan kuliner yang terus lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun