Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berjamaah dalam Mitigasi Pandemi dan Vaksin

9 Januari 2021   07:27 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:42 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Doa yang tiada henti terdengar dari senduhnya ucapan dan pengharapan kepada Tuhan, agar pandemi ini akan berakhir secepatnya menjadi power tersendiri dari kita semua dimanapun dan kapanpun kita".

 Covid 19 melahirkan problematika tersendiri bagi semua orang yang membutuhkan interaksi banyak orang karena dengan demikian segala urusan bisnis tidak terlaksana dengan baik, bahkan sampai mendiskusikan tentang kapan pandemi ini akan berakhirpun tidak ada yang bisa dan mampu menjawabnya. Kita hanya bisa terus membumikan anjuran pemerintah dan harus wajib ditaat oleh semua orang sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran virus yang cukup berbahaya karena dapat membuat "lupa" bernafas kembali, anjuran itu menjaga jarak (physical /social distancing), memakai masker (Mask), mencuci tangan (Hand Washing). Anjuran ini harus benar-benar masif dalam pemahaman bersama di tengah masyarakat kita, dan saling mengingatkan kepada siapa saja yang mereka lupa melaksanakan 3M ini.

 "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh"

Peribahasa atau slogan yang menasehati kita untuk dapat mengerjakan sesuatu yang berat dengan cara bekerjasama dan saling bahu membahu untuk menyelesaikan suatu persmasalahan yang dihadapi sangat penting dibumikan kembali saat ini, ketika Negara kita dalam keadaan membutuhkan kekuatan kita bersama. "Apapun makanannya minumnya tetap botol sostro" demikian salah satu bunyi iklan yang selalu menghiasi program Televisi. Apapun profesi kita saat ini kita dalam menghadapi problematika yang sama dengan hadirnya Covid-19, kita tetap wajib bersama-sama untuk bersatu melawan pandemi ini dengan segala cara.

Tidak sekedar bergotong-royong dalam menghadapi masalah tetapi seberapa keras dan cerdas masyarakat kita dalam menghadapinya menjadi kunci dalam pencegahan sebaran pandemi ini. Oleh karena mitigasi pandemi menjadi hal mendasar bagi pemerintah kepada masyarakat kita agar mereka dapat memiliki literasi atas pandemi ini dengan baik.

Bagi mereka yang belum pernah mengalami hal positif atas penyakit ini, mungkin akan sedikit banyak berfikir bahwa penyakit ini tidak berbahaya dan yang berperan adalah politik ekonominya, tetapi bagi mereka yang pernah mengalami derita penyakit dan kembali sembuh serta sudah dinyataka negatif justru sebaliknya bahwa penyakit ini sungguh hal  merepotkan karena saat mereka mengalaminya berakibat terisolasinya mereka dari orang yang disayangi, dan segala derita yang dialaminya.

Sebesar apapun permasalahan yang kita hadapi, jika kita semua memiliki tekat dan kekuatan bulat akan kesamaan visi memandang hal tersebut dan kita menyakini bersama bahwa berjamaah menghadapi pandemi ini adalah kunci utamanya.

Selain upaya nyata dalam wujud pencegahan covid-19 pendekatan yang perlu disampaikan secara intensitas adalah "berjamaah" di luar Masjid/ tempat Ibadah dalam mencegah dan penyebaran penyakit ini. Memang butuh berjamaah dalam menangani virus ini. Pemerintah tidak lelah untuk selalu mengingatkan masyarakat agar dapat terus terhindar dari virus ini. Semua tenaga medis telah berupaya maksimal dalam membantu pasien agar terbebas dari virus ini. Para security di berbagai instansi pun telah betikhtiar dalam membuat para antrian menjaga jarak, mengingatkan untuk menggunakan masker dan mencuci tangan, perawat tiadalah henti untuk terus merawat dalam penuh kewaspadaan karena ada keluarga tercinta menanti di rumah yang butuh kasih sayang dan perawatan mereka juga.

Mitigasi pandemi apapun termasuk bencana sebagaimana disampaikan dalam pasal 1 ayat 6 No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, di sana disebutkan bahwa mitigas bencana pada umumnya diupayakan untuk dapat mengurangi dampak negatif atau kerugian akibat adanya bencana (pandemi), baik korban (jatuh sakit atau terinfeksi virus) dan berakibat kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada keberlangsungan hidup mereka. Namun, mitigasi pandemi kali ini menjadi pengalaman yang sangat berarti untuk kita dan anak cucu kita akan kepedulian kita dalam terus memberikan edukasi sebelum pandemi lain mengancam kita di masa akan datang.

Lahirnya kesadaran Masyrakat atas mitigasi bencana akan memudahkan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk menghadapi pandemi ini dengan baik, karena apalah arti ikhtiar pemerintah dan banyaknya pengeluaran atas pendanaan jika tidak terciptanya kesadaran ini.

Pada akhirnya kita dapat mengurangi 1) mengurangi dampak negatif akibat pandemi, 2) Masyarakat akan selalu mematuhi protokol kesehatan dalam segala aspek dan penuh kesadaran dalam selalu menjaga kesehatan pribadi, keluarga dan orang lain dalam interaksi kehidupan mereka, 3) sudah menjadi hukum kausalitas bahwa apa yang diikhtiarkan baik akan berbanding lurus dengan apa yang diharapkan, masyarakat akan hidup dan berkerja dengan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun