Mohon tunggu...
Arifin
Arifin Mohon Tunggu... Guru Penulis

Guru biasa yang ingin terus membaca, menulis, berbagi dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning: Berbasis Meaningful Learning David P. Ausubel

16 Januari 2025   09:55 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:01 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog 

Konsep Deep Learning yang digaungkan Pak Menteri menggoda saya untuk membongkar kembali memori tentang berbagai pendekatan dan model pembelajaran yang pernah saya pelajari di bangku kuliah dulu. Buku-buku dan artikel (jurnal) karya John Hattie, Ellen J.Langer, Marton&Saljo, dan kini buku kuno (1963) karya David Paul Ausubel saya buka dan baca kembali. Apa kaitan buku-buku dan jurnal dari pemikir pendidikan tersebut dengan gagasan Deep Learning-nya Pak Menteri? Pemikiran para ahli tersebut ternyata menjadi batu landasan Kemendikdasmen dalam merangkai dan  mengembangkan konsep Deep Learning ala Pak Menteri. 

Pemikiran John Hattie, Ellen J.Langer, dan Marton & Saljo tentang deep learning sudah saya kupas sekilas pada beberapa artikel yang terbit di kompasiona.com beberapa waktu sebelumnya. Tulisan kali ini akan mencoba mengupas sedikit tentang Meaningful Learning yang menjadi basis pengembangan deep learning ala Kemendikdasmen.

Meaningful Learning David P. Ausubel

David P. Ausubel menulis buku berjudul, "The Psychology of Meaningful Verbal Learning: an Introduction to School". Buku ini menguraikan pandangan Ausubel tentang bagaimana pembelajaran verbal dapat menjadi bermakna jika informasi baru dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Konsep utama dalam buku ini menjadi landasan teori pembelajaran Ausubel yang kemudian banyak diterapkan dalam bidang pendidikan.

Ausubel memperkenalkan dan mendalami konsep meaningful learning, yaitu pembelajaran yang terjadi ketika peserta didik mampu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada (struktur kognitif). Berbeda dengan rote learning (pembelajaran hafalan), meaningful learning memungkinkan informasi dipahami secara mendalam dan diingat lebih lama.

Ausubel  berargumen bahwa pembelajaran hafalan (rote learning)hanya memungkinkan retensi informasi dalam waktu singkat dan kurang efektif untuk membangun pemahaman yang mendalam. Sebaliknya, pembelajaran bermakna menciptakan pemahaman yang tahan lama karena informasi diproses dan diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya.

Dalam pandangan Ausubel, pembelajaran akan lebih efektif jika peserta didik mampu mengaitkan konsep-konsep baru dengan struktur kognitif yang telah ada di dalam pikirannya. Hal ini berbeda dengan rote learning (belajar hafalan), di mana informasi hanya diingat tanpa pemahaman atau keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.

Karakteristik utama  meaningful learning menurut Ausubel diantaranya: pertama, Relevansi. Materi pembelajaran harus relevan dengan pengalaman dan pengetahuan awal peserta didik. Kedua, Struktur Kognitif. Peserta didik memiliki pengetahuan awal yang dapat dihubungkan dengan konsep baru. Ketiga, Interaksi Aktif. Proses belajar melibatkan keterlibatan aktif peserta didik untuk membangun hubungan antara informasi baru dan pengetahuan yang sudah dimiliki. Keempat, Konseptualisasi. Fokus pada pemahaman konsep-konsep mendalam, bukan sekadar hafalan. Kelima, Struktur Kognitif. Merupakan organisasi pengetahuan yang telah dimiliki seseorang. Struktur ini menjadi landasan tempat informasi baru dapat dihubungkan secara bermakna. Keenam, Proses Integrasi, Ausubel menjelaskan bahwa informasi baru harus diorganisasikan, dipahami, dan dikaitkan dengan konsep yang sudah dikenal untuk memastikan pembelajaran menjadi bermakna.

Implementasi Meaningful Learning

Berikutnya, bagaimana mengimplementasikan konsep  Meaningful Learning ini dalam Proses Pembelajaran?  Untuk mengintegrasikan konsep meaningful learning dalam pembelajaran, guru perlu menggunakan pendekatan yang strategis. Berikut adalah beberapa langkah implementasi, yaitu :

Pertama, Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik. Guru perlu menggali pengetahuan awal peserta didik melalui diskusi, pertanyaan pemantik, atau pre-test. Dengan cara ini, guru dapat mengetahui sejauh mana peserta didik memahami materi yang berkaitan dan menyesuaikan penyampaian informasi baru.

Kedua, Menyediakan konteks yang relevan. Penting bagi guru untuk menyajikan materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, guru dapat mengaitkan konsep persamaan linear dengan perhitungan biaya perjalanan.

Ketiga, Menggunakan Peta Konsep (Concept Mapping). Peta konsep membantu peserta didik mengorganisasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Metode ini memudahkan mereka memahami hubungan antar konsep secara visual.

Keempat, Memberikan Contoh Konkret. Guru dapat menggunakan analogi, simulasi, atau studi kasus untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak. Contohnya, dalam pembelajaran IPA tentang siklus air, guru dapat menggunakan contoh penguapan air saat memasak atau terjadinya hujan.

Kelima, Mendorong Kegiatan Kolaboratif. Diskusi kelompok, proyek bersama, atau pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dapat membantu peserta didik berbagi pengetahuan dan saling memperkuat pemahaman.

Keenam, Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif. Umpan balik yang jelas dan membangun membantu peserta didik memahami kesalahan mereka dan memperbaiki proses belajar. Hal ini juga memperkuat keterkaitan antara konsep baru dan pengetahuan sebelumnya.

Ketujuh, Menanamkan Kemandirian Belajar. Guru perlu mendorong peserta didik untuk mencari informasi tambahan, bereksperimen, atau menyelesaikan masalah yang relevan dengan materi pembelajaran. Pendekatan ini memupuk rasa ingin tahu dan keterlibatan aktif.

Beberapa contoh implementasi Meaningful Learning, misalnya: Dalam Pembelajaran IPA: Untuk memahami konsep fotosintesis, guru dapat memulai dengan menanyakan pengalaman peserta didik tentang tanaman yang tumbuh subur di tempat yang terkena cahaya matahari. Guru kemudian menjelaskan proses fotosintesis dan mengaitkannya dengan pengalaman tersebut.

Dalam Pembelajaran Sejarah: Guru dapat meminta peserta didik membandingkan peristiwa sejarah dengan situasi terkini, seperti perjuangan bangsa dalam memperoleh kemerdekaan dengan perjuangan modern dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Dalam Pembelajaran Bahasa: Guru dapat meminta peserta didik menulis esai tentang topik yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti dampak media sosial, untuk memperkuat keterkaitan antara pembelajaran bahasa dan kehidupan nyata.

Epilog

Konsep meaningful learning menurut Ausubel memberikan landasan penting bagi proses pembelajaran yang efektif. Dengan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, pembelajaran menjadi lebih bermakna, relevan, dan tahan lama. Guru memegang peran kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses ini, dengan menggunakan strategi yang relevan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya memahami materi pembelajaran tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Konsep meaningful Ausubel inilah yang menjadi salah satu fondasi pengembangan konsep pendekatan deep learning ala Pak Menteri Kemendikdasmen.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun