Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hobi menulis

Blogger, penulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dari Mata Turun ke Hati

8 Oktober 2013   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:49 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal dari mata, turun ke hati. Begitulah ungkapan yang terkenal, apalagi bagi yang sedang jatuh cinta. Ungkapan ini banyak dibenarkan orang, karena kenyataannya setelah melihat dengan mata perasaan jatuh hatilah yang timbul. Tetapi bukan itu yang kita bahas. Kita pasti sudah mengetahui fungsi mata dengan baik. Dengan mata dibuka, kita bisa berjalan tanpa menabrak. Bayangkan kalau nikmat ALLAH yang satu ini dicabut. Dunia terasa gelap. Kita tentu tahu bagaimana rasanya ketika mati lampu. Rumah kita gelap. Dan bila mata kita buta, pasti terasa lebih gelap. fika-with-alice.deviantart.com Wajah kita yang ganteng atau cantik pun tidak terlihat lagi. Berjalan meraba-raba. Berpegangan dengan orang. Tidak bisa menikmati pemandangan di gunung, pantai, atau taman. Tidak bisa lagi membaca Al Quran, kitab panduan kita. Bila nikmat itu dicabut dari kita, kita baru merasakan pedihnya tanpa mata. Kita mungkin akan memohon kepada ALLAH untuk mengembalikan nikmat itu kepada kita. "Ya ALLAH, aku mohon kembalikan mataku yang dulu bisa melihat. Dengannya aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya untuk banyak membaca Al Quran. Aku akan fungsikan mata ini dengan baik ya ALLAH. Tidak akan aku melihat sembarangan lagi, yang membuat aku bermaksiat padaMU. Aku mohon kepadaMU ya ALLAH". Mungkin itu doa yang akan dipanjatkan ketika nikmat itu dicabut dari ALLAH. Dari mata turun ke hati. Dari mata, kita bisa merasakan betapa ALLAH telah memberikan karunia yang begitu besar. Hanya dari mata saja, kita seharusnya bisa merasakannya. Lalu mengapa hati kita masih keras dengan membiarkan mata jelalatan bermaksiat. Seharusnya dari mata, hati kita bisa menjadi lebih jernih. Hati yang diliputi syukur kepada nikmat ALLAH. Ya, dari mata turun ke hati.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun