Mohon tunggu...
Arif Syamsul
Arif Syamsul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Utopis

Universitas Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

5 Lagu yang Didengarkan Selama Pandemi

15 November 2021   22:10 Diperbarui: 15 November 2021   22:21 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Seringai

tagar.id
tagar.id

Untuk band yang satu ini, saya merasa kampungan sekali karena baru mendengar lagu-lagunya pada saat pandemi – tidak dari dulu. Apalagi pada saat itu, saya menghiraukan dan pulang saja saat band tersebut menjadi penutup di acara Indie Blash 2019 di Bandung.

Saya mulai tertarik dengan Seringai saat kawan kerja saya membeli merchandise-nya berupa baju. Artwork yang terbilang keren membuat saya mencoba memutar lagunya ketika sedang mengerjakan tugas kuliah. Dimulai dari urutan pertama dalam spotify, muncullah lagu “Selamanya” yang merupakan lagu andalan dalam album Seperti Api; yang lahir pada 2018. Distori gitar yang kental dari Ricky dan Suara khas Heavy Metal dari Arian diramu dan menjadi padu sehingga melahirkan karya-karya yang ajib untuk didengarkan.

Apalagi, dalam album Taring terdapat lagu yang berjudul “Dilarang di Bandung”. Mengetahui lagu tersebut seperti “Edan. Lembur aing kasebut, euy!” Tapi, dibalik kebanggaan itu, terdapat cerita kelam dalam lagu tersebut. Dilansir dari DCDC, Lagu ini tercipta atas keresahan para musisi metal/komunitas underground karena terberengusnya mereka untuk menyelenggarakan event-event di Bandung pada saat itu. Penyebabnya adalah tragedi memilukan saat band Beside menggelar launching album perdana mereka di Gedung Asia Afrika Culture Center (AACC). Konser yang awalnya berjalan baik-baik saja, tapi tiba-tiba menjadi sebuah musibah ditengah jalannya acara. Konser yang tidak kondusif tersebut mengakibatkan 11 anak muda Bandung harus meregang nyawa di tengah kerumunan pada 9 Februari 2008.

3. Koil

wartakota.tribun
wartakota.tribun

Awalnya, saya melihat postingan instagram mantan bos saya – yang dilihat dari caption-nya – telah menulis sebuah jurnal “Ini Semua Hanyala (Majalah) Fashion” sebagai bonus dalam peluncuran seri installment terbarunya Koil yang bertajuk “Second Installment” dalam format kaset pita. Saya heran melihat ia begitu terkesima dan bangga telah menulis bagian cerita dari Koil. Tanpa basa-basi, saya langsung coba mendengarkan lagu-lagu dari band tersebut.

Saya langsung tertuju pada album Blacklight yang rilis pada tahun 2008. Beberapa lagu yang saya dengar terdapat pesan yang memberitahukan bagaimana kondisi negara kita tercinta, khususnya dalam lagu: Kenyataan dalam Dunia Fantasi & Sistem Kepemilikan. Apalagi penggalan lirik dari lagu Sistem Kepemilikan, yakni “Ini negara bodoh yang sangat aku bela”, menginterpretasikan jika kita ini masih sayang dengan negara walau pemerintahannya terkadang banyak tingkah. HAHAHA.

Setelah mendengarkan lagu-lagu tadi disusul dengan lagu yang cukup santai dan enak sembari mengerjakan tugas kuliah yang tidak ada hentinya maupun menemani waktu santai. Ya, saya merekomendasikan lagu: Semoga Kau Sembuh Pt. 2 & Suaramu Merdu. Lirik-lirik yang menyentuh ini seperti menjadi antitesis dari lagu-lagu yang lain dalam album Blacklight.

Ada kejadian yang unik selama mendengarkan lagu dari band ini. Setelah saya comeback bermain twitter lagi pada 2018, saya nge-follow akun twitter @midiahn yang selalu membagikan tweet-tweet receh/lucu. Saya baru menyadari beberapa bulan kemarin kalau akun twitter tersebut adalah kepunyaan dari si Otong Koil. Damn!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun