Mohon tunggu...
Arif Armansyah
Arif Armansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Only Temporary Learning

Selanjutnya

Tutup

Money

Lambat Laun Berjalannya PSBB Jilid 2, Ekonomi di Sektor UMKM Kembali Melemah

26 Januari 2021   21:41 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:01 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

MALANG - Sempat pulih pasca PSBB pertama, kini ekonomi UMKM kembali bermasalah. Terkait dengan Pemerintah yang Menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid kedua, membuat kita kembali menahan nafas untuk kedua kalinya setelah PSBB Jilid Pertama, adapun kasus atau persoalan Ekonomi yang sudah bisa ditebak yang akan terjadi disekitar kita yaitu di sektor UMKM, melemahnya daya beli masyarakat akibat PSBB dan dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan daya tahan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin rentan. 

Sejatinya, UMKM yang merupakan salah satu ujung tombak perekonomian di Indonesia dan karena adanya Pandemi COVID-19 yang berpengaruh besar terhadap roda perekonomian yang biasa dijalankan oleh UMKM. Semakin menjadi problem dari hari ke hari selama adanya Pandemi COVID-19 yang masih tidak ada tanda-tanda berakhir untuk Pandemi tersebut, apalagi dengan diterapkannya kembali PSBB Jilid ke 2 ini.

Terkait dengan dorongan pemerintah agar para pelaku UMKM mulai memanfaatkan dan beralih ke Platform Online / Marketplace, Ternyata hal seperti itu tidak semudah membalikkan telapak tangan,  karena kita tahu tidak semua pelaku usaha paham dan mengerti akan teknologi dan kebiasaan zaman sekarang yang lebih mengarah ke platform-platform online dalam perihal bisnis, seperti halnya anak-anak muda zaman sekarang yang sudah terbiasa dalam pengoperasian online untuk memasarkan atau mempromosikan bisnisnya.

Pelaku usaha tetap saja masih kesulitan untuk menjalankan usahanya saat ini karena ketatnya persaingan usaha sehingga pelaku usaha menurunkan nilai jual yang justru berimbas pada melemahnya daya tahan korporasi, dan menjadikan perekonomiannya semakin tidak beraturan. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang terpaksa harus gulung tikar lantaran tidak adanya income yang stabil untuk memenuhi kebutuhan dengan artian pemasukan merosot yang menyebabkan pelaku UMKM sulit untuk mendapatkan penghasilan.

Adapun faktor lain yang membuat para pelaku UMKM merasa susah atau kesulitan dalam penjualan produk atau barangnya, entah itu karena jumlah pelanggan berkurang, kesulitan mendapat modal usaha karena tidak memungkinkan untuk memutar laba kembali ke modal karena kalah dengan kebutuhan sehari-hari, ketidakpastian PSBB berakhir dan pembatasan jam operasional juga tak luput dari faktor melemahnya UMKM saat ini.

Sebaiknya dengan kondisi seperti ini, para pelaku UMKM harus tetap tenang dan sigap dalam menyikapi masalah yang ada melakukan tindakan yang sehat dan baik dalam menghadapi masa-masa sulit seperti New Normal dan PSBB saat ini. Hal penting yang harus dilakukan para pelaku UMKM adalah dengan menjaga dan menjamin likuiditas supaya tetap aman, dan berharap UMKM bisa melihat celah peluang dengan cepat dan juga tidak lupa untuk tetap melakukan investasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun