Mohon tunggu...
arifah wulansari
arifah wulansari Mohon Tunggu... Administrasi - lifestyle blogger

Menulis untuk belajar. Kunjungi blog saya di www.arifahwulansari.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Aturan Boleh dan Tidak Boleh Saat Kerokan

24 November 2017   08:20 Diperbarui: 24 November 2017   16:10 57864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tau kerokan? itu lho..pengobatan tradisional jawa dengan menggunakan benda tumpul yang ditekan dan digeser pada permukaan kulit sehingga meninggalkan bekas berwarna merah jambu hingga merah tua yang membentuk pola tertentu. Benda tumpul yang digunakan untuk kerokan bisa bermacam-macam misalnya menggunakan koin gobang atau benda lain yang ujungnya tidak runcing. Seperti menggunakan sendok makan, batu giok, tanduk kerbau atau bibir gelas.

Berbagai benda tumpul untuk kerokan. Sumber : Materi Presentasi Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo
Berbagai benda tumpul untuk kerokan. Sumber : Materi Presentasi Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo
Saya termasuk orang yang suka kerokan, terutama saat badan terasa pegal, perut mual dan kepala pusing lantaran masuk angin. Sebenarnya dalam dunia medis tidak ada istilah penyakit masuk angin. Tapi nyatanya saat saya merasa sedang masuk angin maka gangguan tidak enak di badan saya ini akan langsung sembuh setelah saya kerokan. Tubuh yang tadinya terasa nggregesi, jadi nyaman dan kembali segar setelah saya dikerokin oleh suami. Apalagi jika setelah kerokan, saya langsung minum teh hangat dan makan mie rebus yang pedas dan panas. Wah makin segar saja rasanya badan saya setelah mengeluarkan banyak keringat..langsung bablas angine.

Bicara soal angin, sebenarnya penyebab masuk angin  juga bukan karena ada angin yang masuk ke dalam tubuh kita. Melainkan karena angin dingin yang menerpa tubuh dapat membuat pembuluh darah di kulit menyempit sehingga otot jadi kekurangan oksigen. Otot yang tidak bisa bernapas ini selanjutnya menimbulkan gejala masuk angin seperti rasa nyeri otot hingga pegal-pegal. Maka dari itu, gerakan mengerok atau menggosokkan benda tumpul pada kulit ini bukan berfungsi untuk mendorong angin keluar tapi memperlebar pembuluh-pembuluh darah di permukaan kulit yang menyempit karena dingin.

Kerokan sendiri menurut saya punya fungsi yang hampir sama dengan pemijatan, hanya saja melakukannya dengan menggunakan benda tumpul yang disertai penggunaan minyak angin atau balsem. Kerokan bisa memberikan kehangatan di kulit serta melebarkan pembuluh darah tepi. Dengan melebarnya pembuluh darah tepi maka metabolisme tubuh jadi lebih lancar, asam-asam laktat juga terangkat. Apabila metabolisme tubuh kita lancar maka otomatis kondisi tubuh juga akan jadi lebih segar dan nyaman. Bekas warna merah yang timbul setelah kerokan juga sebenarnya merupakan jejak pembuluh darah yang terbuka seiring dengan gesekan koin.

Di dalam keluarga saya, tidak hanya saya sendiri yang suka kerokan. Mulai dari orang tua, mertua hingga suami saya juga memilih pengobatan tradisional kerokan manakala gejala masuk angin melanda. Aktivitas kerokan ini memang sudah jadi budaya turun temurun yang dilakukan dalam keluarga saya. Pengobatan tradisional kerokan ini juga tidak berbahaya bagi kesehatan, bahkan sudah dilakukan penelitian ilmiah oleh seorang profesor bernama Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo di Solo yang menunjukkan hasil bahwa kerokan memang terbukti aman dan bermanfaat untuk kesehatan.

Meskipun kerokan itu terbukti aman, namun setahu saya tetap ada aturan boleh dan tidak boleh saat kerokan yaitu sebagai berikut :

A. Aturan Tidak Boleh Saat Kerokan

1. Jangan langsung mandi

Setelah kerokan sebaiknya hindari melakukan aktivitas langsung mandi. Dulu saya mendengar nasehat ini dari simbah saya, katanya jika sesudah kerokan langsung mandi bisa beresiko terkena masuk angin duduk. Berilah jarak waktu antara setelah kerokan dengan waktu mandi. Ternyata  hal ini ada penjelasan ilmiahnya, yaitu agar pembuluh darah yang terbuka saat kerokan tidak langsung tertutup kembali dengan cepat karena terkena guyuran air dingin. Apabila memang ingin mandi sebaiknya mandi dengan menggunakan air hangat.

2. Jangan sampai biru

Saat melakukan kerokan sebaiknya hati-hati dan jangan terlalu keras hingga sampai meninggalkan bekas berwarna biru legam. Jika kulit berwarna biru legam artinya ada pembuluh darah yang pecah dan bisa berbahaya. Memang sih pada orang normal, pecah pembuluh darah ini tidak berakibat fatal dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun pada penderita hemofilia hal ini dapat menimbulkan masalah karena sel darah yang sudah pecah akan sulit membeku kembali. Termasuk pada orang yang menderita diabetes yang jika mengalami luka akan sulit untuk kembali sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun