Mohon tunggu...
Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Biasa-biasa saja

Lelaki kelahiran Pati Jawa Tengah suka memancing, sesekali membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelami Jiwa Menuju Aktualisasi Diri

29 Agustus 2020   21:30 Diperbarui: 29 Agustus 2020   21:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menyelami jiwa sembari bermain peran ganda bak gaya komunikasi seorang terapis dengan klien mungkin perihal yang aneh bagi kebanyakan orang.

Bagaimana tidak, seorang penyelam jiwa dianjurkan seolah membelah diri, satu sisi sebagai pengamat, disisi lain menjadi obyek yang diamati. Peranan ganda ini kemudian dikenal 'diri imajiner' pengamat dan 'diri imajiner' sebagai obyek yang diamati.

Sudah begitu anjuran bersikap netral dalam proses mengamati obyek diri imajiner menjadi sebuah keniscayaan. Konon dengan cara begitu akan memudahkan diri imajiner pengamat dalam menelusuri obyek diri imajiner secara mendalam, utamanya terhadap obyek diri imajiner yang terlantar dalam kegelapan seperti, stres, depresi, trauma dan lainnya.

Secara kuantitas obyek diri imajiner yang dimaksud, bila diasumsikan jumlahnya mungkin ada ribuan, bisa saja lebih, tergantung tingkat usia dan latar belakang kehidupan tiap person. 

Dalam sehari saja ada berapa tempat, waktu, peristiwa yang oleh jiwa lewati ? Kalau misalnya dicatat, ragam perasaan apa saja yang muncul dalam hitungan hari, bulan, tahun dan seterusnya ? Tentu saja melakukan penelitian semacam ini bukanlah urusan yang mudah.

Obyek diri imajiner selain jumlahnya banyak juga bersifat heterogen. Dan eksistensi mereka berpencar dalam rentang waktu, tempat, peristiwa yang berbeda. Walau begitu mereka mewadah dalam satu jiwa yang jika dikategorikan menjadi dua sisi yaitu sisi terang dan gelap.Tentu pembaca tahu maksud diri dalam sisi terang dan gelap.

Kesemua hal tersebut di atas dalam akademisi Jungian dinamai shadow work yaitu istilah yang dipakai dalam proses menyelami jiwa. Teknik ini merupakan pisau analisis psikologi yang bersumber dari aliran psikologi Carl Gustav Jung. Shadow work ini punya kegunaan membantu orang dalam upaya mengintegrasikan jiwa 'berantakan'(yang bersemanyam di alam bawah sadar) ke dalam alam sadar yang selanjutnya bisa memudahkan insan berekspresi dan beraktualisasi diri.

***

Tiap orang sudah pasti punya beragam bayangan yang tersusun dari kesejarahannya. Yang suatu saat bagian diri kita yang menyejarah akan bangkit kembali tatkala ada kejadian baru atau menemui sebuah simbol yang menyerupai. Pernahkan kita mengalami begitu?

Contoh sederhana misalnya ketika kita pergi ke suatu tempat melihat motor persis seperti yang biasa dipakai oleh mantan pacar saat berpacaran. Dalam waktu relatif sekejap lalu muncul bayangan melompat ke masa lalu dengan berbagai macam pengalaman.

Perasaan yang dulu-dulu sudah mengendap lama tiba-tiba muncul dan getarannya bisa dirasakan kembali. Meski bayangan yang muncul sama mantan pacar dulunya adalah perasaan yang enak-enak, dan happy-happy misalnya, namun saat tersingkap kekinian menjadi terasa sesak untuk dikenang. Apalagi perasaan yang terjadi sebaliknya yaitu pengkhianatan seandainya, mengingat kembali pada sosoknya malah seperti mengorek luka dan trauma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun