2. JFK mendukung Indonesia untuk mendapatkan PapuaÂ
Papua adalah target bisnis para elit global selanjutnya, para elit bankir telah mengetahui bahwa potensi alam yang luar biasa di Papua. Para elit berharap Papua jatuh ke tangan sekutu mereka, yakni Belanda supaya bisa menguasai Papua dengan mudah. Akan tetapi Soekarno TDK mau memberikan Papua pada Belanda sehingga ini merepotkan AS sebagai sekutu Belanda, Soekarno melobi JFK untuk mendukung Indonesia untuk mendapatkan Papua dari Belanda dan JFK pun setuju mendukung Indonesia lepas dari Belanda. Â dan dengan hal ini lah para elit kapitalisme marah besar pada Jhon F Kennedy karena gagal mengembalikan Papua ke Belanda.Â
3. JFK tidak agresif dalam memberantas komunismeÂ
Sebagai musuh dr negara negara komunisme, para elit kapitalisme di Amerika Serikat gencar melakukan operasi intelijen untuk mengobrak abrik negara lain. Sebelum JFK menjabat sebagai presiden AS , CIA menganut politik " Rollbeck" yaitu politik menggunakan metode kekerasan dan perang. Untuk memerangi dan menggulingkan pemerintahan negara yang masih menganut ideologi Komunisme, dan nasionalis dalam operasi ini telah di lakukan di beberapa negara seperti kuba dan Vietnam. Namun ketika JFK menjabat presiden AS, JFK menolak memakai politik Rollbeck JFK lebih memilih memakai politik " The policy of Contaimen "  yaitu politik yang mengajak para pemimpin komunisme berdiplomasi dan bekerja sama ketimbang menggunakan metode kekerasan dan perang.
JFK bekerja sama dengan Soekarno untuk mendapatkan Papua dari Belanda, JFK berpendapat bahwa Soekarno bukan lah komunisme tapi 100% nasionalis. Dengan mendukung Soekarno untuk mendapatkan Papua JFK berencana melakukan kerjasama lanjutan untuk menghapus komunisme di Indonesia. Tapi tentu para elit global sudah terlalu marah besar pada Jhon F Kennedy sudah terlalu banyak JFK merugikan para elit global/ elit kapitalisme dan pada akhirnya JFK dibunuh secara tragis oleh elit global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI