Setelah sempat diwarnai ketegangan pasca perang dagang Amerika Serikat dengan China sejak 2018, menutup tahun 2019 lalu, hampir semua lembaga pemeringkat mengatakan betapa optimisnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 ini.Â
Padahal bila kepekaan sosial terasah dengan baik, pada bulan November-Desember 2019, sejumlah pemberitaan di Tiongkok telah mulai menghembuskan hadirnya virus yang cukup mematikan.
Saya teringat betapa optimisnya para pelaku bisnis dalam membunyikan lonceng awal tahun pergerakan bursa efek. Padahal pada saat yang sama lonceng krisis sudah menyala dengan nyaring. Fakta inilah yang menunjukkan bahwa kepekaan kita dalam menjalankan fungsi manajemen risiko masih sangat lemah.Â
Selanjutnya, ketika novel corona telah resmi bernama Covid-19 dan dinyatakan oleh WHO sebagai virus yang berpotensi menjadi pandemi global di pertengahan Februari tahun ini, sistem manajemen risiko di sejumlah perusahaan masih belum menangkap dengan jelas sinyalnya.Â
Alhasil ketika WHO mengumumkan dengan resmi di minggu kedua Maret, spontan kinerja bursa kita turut melemah, mengikuti para seniornya di Amerika Serikat. Lagi-lagi sudah selayaknya kita melihat apakah sistem manajemen risiko masih bekerja di perusahaan kita.
Dengan carut marut pemberlakuan sistem bekerja dari rumah (work from home), sistem standar operasi yang belum sepenuhnya mendukung WFH, hingga daya dukung permodalan yang tidak sepenuhnya kuat dalam menghadapi pandemi, maka terbukti bahwa sistem yang kita bangun belum sepenuhnya mampu mengakomodasi hal-hal yang bersifat darurat.
Menghadapi hal tersebut, kini satu-satunya jalan adalah merubah orientasi dari kualitatif menjadi kuantitatif. Dalam situasi seperti ini, data ternyata berbicara secara lantang kepada kita.Â
Data dan informasi makro kini perlu menjadi perhatian setiap pimpinan perusahaan, bukan hanya dalam hitungan harian melainkan dalam hitungan detik.Â
Semua perubahan yang terjadi perlu dipotret melalui berbagai media, demi tersedianya data yang cukup. Selanjutnya pengolahan data-data setiap kejadian perlu diolah secara statistik untuk menunjukkan tren yang akan terjadi. Di sinilah kita belajar untuk menganalisa kriteria kemungkinan dari setiap risiko yang ada.
Hal kedua yang perlu menjadi perhatian adalah sisi dampak dari risiko. Pahamilah bahwa Covid-19 ini menyerang ekonomi dari berbagai dimensi. Ia dapat melemahkan rantai nilai perusahaan, menahan laju penjualan atau bahkan membebani sisi pengeluaran perusahaan secara masif.Â