Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kesejahteraan Buruh; PR Klasik yang Semakin Kompleks Gegara COVID-19

30 April 2020   16:36 Diperbarui: 30 April 2020   16:35 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sinilah kompleksitas PR itu terjadi. Saat ini perbankan juga tengah dilanda problem yang sangat dilematis, antara menghadapi gempuran Covid-19 di sisi ekonomi dengan strategi bertahan untuk melayani masyarakat secara lebih berempati. Pertanyaan lanjutannya adalah 'Mampukah perbankan bersumbangsih dalam menyediakan dukungan dana bagi kaum buruh dalam hal peningkatan kesejahteraan?'

Pertanyaan itu spontan membuat kita berpikir untuk mencari solusi lain. 'Apakah terdapat alternatif lain untuk segera menyelesaikan masalah ini?' Setidaknya ada dua jawaban. Pertama, kita dapat meminta dana corporate social responsibility dari perusahaan besar sebagai dana darurat dalam situasi seperti ini. Melalui pendampingan yang tepat dan efektif, niscaya dukungan dana yang diberikan dapat tetap bergulir dari kelompok masyarakat yang satu kepada kelompok lainnya. 

Kuncinya satu: bahwa dana yang diberikan wajib digunakan untuk menciptakan bahan baku yang akan dipasok menjadi input produksi perusahaan. Saya cukup yakin bahwa mekanisme ini akan berjalan bak program 'Kakak asuh', di mana perusahaan besar berkolaborasi langsung dengan masyarakat sekitar. Bila terlaksana secara efektif niscaya pasca pandemi akan etrdapat kluster industri kecil baru di pelbagai daerah yang dalam jangka menengah akan mampu berkontribusi pada kinerja ekonomi nasional.

Kedua adalah dengan memanfaatkan Koperasi. Sebagai bangsa yang dulu dikenal dengan kekuatan gerakan Koperasi, pandemi covid-19 ini mengingatkan kita akan keberadaan soko guru perekonomian Indonesia. Hasil observasi saya di sejumlah Koperasi Kredit di wilayah Kalimantan Barat, selama pandemi terjadi, organisasi yang berbasis kekuatan masyarakat ini berhasil menopang kebutuhan permodalan para petani atau pemilik kebun. Kembali lagi, kuncinya ada pada pemahaman akan gerakan Koperasi yang tepat. 

Anggota masyarakat perlu didampingi secara efektif agara dapat memanfaatkan modal yang dipinjamnya secara bertanggung jawab. Melalui cara ini para buruh yang tersingkirkan oleh ganasnya Covid-19 di kota besar dapat kembali ke kampung halamannya untuk membangun usaha secara mandiri.

Ide usaha yang dipilihpun cukup sederhana, dengan modal yang dimiliki mereka mulai bergerak pada usaha penyediaan logistik bahan kebutuhan sehari-hari. Dan itulah yang saat ini diperlukan oleh masyarakat di semua wilayah. Konsentrasi pada pemenuhan kebutuhan dasar keluarga dapat terjawab melalui usaha ini. Alhasil kesejahteraan merekapun meningkat.

Satu hal yang paling penting adalah bagaimana mereka memahami bahwa pola tersebut secara langsung membuat buruh mampu berkarya secara merdeka. Sebuah kebebasan yang mungkin tak pernah mereka rasakan sebelumnya. 

Berbicara tentang kesejahteraan, ijinkan saya menggunakan konsep indeks kebahagiaan. Kesejahteraan tak hanya dilihat dari sisi ekonomi semata, melainkan harus dilihat pula dari sisi kebahagiaan. Dan kemerdekaan saat menyelesaikan tugas itulah menjadi sumber kebahagiaan kita. 

Maka saat kita bahagia maka beban ekonomi akan terasa lebih ringan. Di situlah rasa syukur atas rejeki yang diperoleh akan membuat seseorang merasa telah dicukupkan dalam segala sesuatu. Tanpa disadari, semua perasaan dan logika itulah yang membawa buruh pada peningkatan kesejahteraan. Inilah mekanisme yang akan menyelesaikan PR klasik tersebut secara TUNTAS....TAS.....TAS.

Mari bersama kita terbeban untuk turut berpartisipasi dalam gerakan kemandirian secara ekonomi ini demi masa depan keluarga tercinta.

Kuatlah Indonesia, sejahteralah Bangsaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun