Mohon tunggu...
Arief Rachman
Arief Rachman Mohon Tunggu... Konsultan - Creator

Creator yang bekerja di bidang IT dan tertarik kepada sejarah kerajaan dan berdirinya negara

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

AI Tidak Akan Bisa Menggantikan Manusia, Tetapi Manusia Pasti Tergantikan Jika Tidak Mengadopsi AI

13 Maret 2024   11:17 Diperbarui: 13 Maret 2024   11:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

AI tidak bisa menggantikan sepenuhnya peran manusia dalam pekerjaan, namun keberadaan AI menjadi suatu keharusan untuk tetap relevan dalam era teknologi saat ini. AI dan manusia dapat bekerja secara harmonis.Perubahan teknologi yang tak terhindarkan mempengaruhi cara kita bekerja. 

Dulu, pada abad ke-8, pembuatan kain masih menggunakan mesin tenun, tetapi sekarang, pada abad ke-21, proses pembuatan kain bisa dilakukan dengan mesin yang jauh lebih efisien.

Pelaku bisnis harus menyempurnakan sistem pengelolaan tenaga kerja mereka dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam operasional sehari-hari. Integrasi ini membawa dampak besar terhadap berbagai aspek pekerjaan, termasuk dari level paling rendah hingga level paling tinggi. 

Salah satu jenis AI yang penting dan sering digunakan adalah AI generatif, yang menggabungkan kreativitas manusia dengan keefisienan mesin untuk meningkatkan kinerja dan inovasi.Teknologi ini membantu dalam berbagai bidang, seperti pembuatan konten oleh tim pemasaran, pembuatan gambar yang digunakan oleh divisi public relation dan graphic designer dan pembuatan kode pemograman software oleh perusahaan software development. 

Namun, kesiapan untuk mengadopsi teknologi ini bervariasi di berbagai organisasi. Menurut World Economic Forum 2023, 44% tenaga kerja membutuhkan pelatihan ulang karena dampak AI dan otomasi di berbagai industri. Studi dari IBM Institute Business Value (IBV) menunjukkan bahwa meskipun 74% CEO yakin tim mereka memiliki keterampilan AI yang baik, hanya 29% dari pimpinan tertinggi yang memiliki pandangan optimis.Perbedaan ini menyoroti potensi ketidakselarasan dan penundaan dalam perubahan strategis yang diperlukan dalam mengadopsi teknologi AI, menekankan pentingnya visi yang terpadu dalam integrasi AI. 

Pendidikan yang berkelanjutan bagi sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan yang mengintegrasikan AI menjadi sangat penting. Beberapa pemerintah, seperti Singapura, telah mulai melatih tenaga kerja untuk mengatasi kesenjangan keterampilan di bidang teknologi.Penting untuk diingat bahwa penggunaan AI yang efektif tidak hanya bergantung pada AI itu sendiri, tetapi juga pada kemampuan dan pengalaman manusia dalam menilai hasil yang dihasilkan oleh AI. Kedua aspek ini perlu dipadukan karena tahap pengembangan AI masih belum mencapai kesempurnaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun