Guru MTsN 1 Bantul Aktif Ikuti Pelatihan PINTAR

Bantul (MTsN 1 Bantul) - Kementerian Agama RepublikIndonesia terus berupaya meningkatkan kompetensi aparatur sipil negara (ASN).Salah satunya dengan menggulirkan program Bulan PINTAR yang digagas BadanLitbang dan Diklat Kemenag. Pintar (Pusat Informasi Pelatihan &Pembelajaran) hadir sebagai wadah untuk belajar bersama secara daring danterbuka untuk semua ASN Kementerian Agama di Indonesia. 

Platform ini digagasuntuk menjawab kebutuhan peningkatan kompetensi ASN Kemenag. Tak hanya itu,pelatihan juga dibuka untuk ASN non Kemenag, Non PNS, Non Pegawai Kemenag,PPPK, dan masyarakat umum lainnya.

dokpri

Semenjak paltform ini diluncurkan, ASNKementerian Agama khususnya guru tidak lagi bingung harus menunggu antrianuntuk mengikuti diklat seperti sebelumnya. Antusiasme ASN kemenag, khususnya guru,sangat aktif terlihat dari peserta diklat yang mencapai ribuan di setiap macamdiklat yang ditawarkan platform PINTAR. "Setiap ada pendaftaran diklat diPINTAR, saya selalu ikut. 

Selain sebagai syarat pencairan TPG, juga untuk lebihmengembangkan diri dengan berbagai ilmu yang ada," ujar Sunaryadi saatmengikuti diklat PINTAR di ruang Multimedia perpustakaan MTsN 1 Bantul padaKamis (25/04). Pada bulan ini ada 8 macam diklat yang ditawarkan platform ini,meliputi: 1) Pengelolaan Rumah Ibadah (BDK Medan); 2) Anti Perundungan (Anti-Bullying) dan Kekerasan Terhadap Murid (Loka Pekanbaru); 3) Terampil MembuatMakalah Best Practice Pembelajaran (BDK Jakarta); 4) Manajemen Kemasjidan (BDKSemarang); 5) Mahir Hisab Rukyat (BDK Surabaya); 6) Deteksi Dini 1: AnalisaFaktor Konflik ; 7) Implementasi Kurikulum Merdeka dan 8) Literasi :Pembelajaran Terdiferensiasi dengan Keterampilan Membaca Dekoding danPemahaman.

dokpri

Pelatihan Anti Perundungan (Anti- Bullying) danKekerasan Terhadap Murid banyak diikuti oleh guru MTsN 1 Bantul, karena hal inisering terjadi di lingkungan sekolah. "Dengan ikut pelatihan ini, semoga dapatmencegah dan mengatasi praktik bullying di madrasah. Ternyata, kami juga secaratak sadar bisa sebagai plaku bullying," ujar Arief setelah mengikuti beberapamateri paltihan secara online. (ARF)