Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Munggahan di Pasar Tradisional Matraman Jakarta

15 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 18 Mei 2018   13:56 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Munggahan menyambut datangnya bulan Ramadhan di pasar tradisional Matraman kebon kosong Jakarta Timur

Besok kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan penuh berkah. Bulan penuh rahmat. Di saaat kita menghadapi persoalan dunia yang penuh nafsu dan tenaga. Ada kalanya kita perlu beristirahat dan duduk sebentar. 

Sebentar melupakan kejamnya dunia, sadisnya teroris membunuh anak-anaknya sendiri. Melupakan para teroris yang rajin sholat, rajin zakat rajin, rajin kurban namun tega menjerumuskan keluarganya sendiri ke jurang neraka. Melupakan teroris yang sepertinya takut surganya diambil orang, sehingga buru-buru pergi kesana.

Di salah satu sudut kota Jakarta. Tepatnya di pasar Matraman kebon kosong ada tradisi kecil saat akan memasuki bulan ramadhan. Mereka menyebutnya munggahan.  Munggah artinya pindah ke atas. Berasal dari bahasa sunda. Munggah ka luhur. Pindah ke atas.  Munggah haji. Naik haji. Intinya pindah ke tempat yang lebih tinggi, lebih baik.

Acara yang diselenggarakan adalah makan siang bersama. Semacam syukuran kecil-kecilan. Makan siang ini gratis bagi segenap penghuni pasar. Entah itu pedagang maupun tukang parkir juga tukang kebersihan pasar. Semua orang boleh , tanpa membedakan jenis kelamin, golongan ataupun dagangannya. Pengunjung pasar pun dipersilakan boleh ikut menikmatinya.

Dengan swadaya penghuni pasar, mereka menyajikan makanan yang lumayan enak untuk tingkatan orang pasar. Ayam goreng, tahu goreng, tempe goreng. Sayur asem dan sambel. Kerupuk dan mentimun. Pisang tidak lupa. Salak dan jeruk juga ada sebagai pencuci mulut. Semua gratis disajikan bagi penghuni pasar sayur ini.

Dimulai dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, kemudian dilanjutkan dengan sepatah dua patahkata dari sesepuh pasar akhirnya ditutup dengan pesan-pesan dari pak ustad dalam menjalani bulan yang penuh rahmat ini, dan  diakhiri dengan doa agar bulan ramadhan tahun ini lebih tenang, aman, damai dan berkah. Makan-makan pun dimulai.

Semua menikmati makanan yang disajikan. Sederhana namun berkah. Mau nambah silakan. Mau dibawa pulang silakan. Asal jangan untuk dijual lagi. Semua senang semua puas.

hidangan ditempatkan seadanya di sudut pasar.
hidangan ditempatkan seadanya di sudut pasar.
Makan sambil mengobrol tentang keadaan saat ini. Tentang seretnya cari uang. Tentang serunya sepak bola. Tentang sedihnya nasib polisi sekarang yang selalu menjadi target  teroris.Bagi kami yang hidup dipasar hanya satu yang diinginkan. Negara aman. Sehingga ekonomi stabil. Rakyatnya makmur yang belanja banyak. Dapurnya ngebul. Hutang terbayar. Tidurpun nyenyak.

Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi penghuni pasar. Mereka akan mengabsen satu persatu warganya. Dimana saat ini penghuni pasar sudah berkurang banyak dan diganti orang-orang yang baru. Yang lebih muda yang lebih segar.  Diacara ini para sepuh akan  mendoakan rekan-rekannya yang sudah lebih dahulu  pergi. Diantaranya  Pak haji Dahya tukang beras, Pak yasin bewok tukang langsam. 

Ceu eneng tukang telur asin. Pak Untung, Bang nimin tukang cabe. Pak marzuki. Pak herman. Pak parman tukang buah. Dan masih banyak lagi.  Mereka tahun-tahun kemarin masih bisa berkumpul di acara ini, tahun ini mereka pergi dan tak kembali. Entah karena wafat ataupun karena sudah tidak mampu lagi berjualan di pasar tradisional ini.

Bagi kami yang menjalani kehidupan yang sederhana dan terpinggirkan. Kami ingin mendapatkan kekayaan yang sewajarnya. Sehingga bisa hidup tenang.  Mereka tidakterlalu nafsu untuk cepat-cepat pergi ke surga, karena hidup tenang sudah merupakan surga bagi mereka.  Zaman boleh maju, keserakahan dan keegoisan merajalela.  Dengan silaturahmi sifat egois bisa dikikis . Silaturahmi akan  terbentuk semakin erat dan hiduppun  akan semakin  berkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun