Mohon tunggu...
Arief Muhakim
Arief Muhakim Mohon Tunggu... Guru - Belajar terus, terus belajar.

Kerja cerdas, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja ikhlas.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi Bandung Membangun Generasi Rabbani di Tengah Pandemi

16 November 2020   16:25 Diperbarui: 20 November 2020   13:04 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi

Indonesia adalah negara berkembang dengan penduduknya yang senantiasa berupaya membesarkan negaranya sendiri dengan potensi-potensi terbaik dari masa ke masa. Indonesia menyatakan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat itu jumlah penduduknya sekitar 61 juta jiwa. Memasuki 100 tahun kemerdekaan di tahun 2045, diprediksi jumlah penduduk mencapai 340 juta jiwa dengan 180 juta jiwa diantaranya termasuk usia produktif 15-24 tahun. 

Kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai gerbang demografi yang dapat berdampak kepada salah satu dari dua kemungkinan yaitu bonus demografi atau kutukan demografi. Gerbang demografi akan menjadi bonus demografi manakala profil penduduk Indonesia secara keseluruhan berkualitas dalam segala bidang. Sebaliknya, gerbang demografi dapat juga menjadi malapetaka atau kutukan demografi, yang akan menghasilkan penduduk tidak berkualitas seperti pengangguran massal dan menjadi beban negara, manakala negara tidak melakukan investasi sumber daya manusia yang berkualitas di atas rata-rata.

Pemimpin bangsa Indonesia di tahun 2045 adalah mereka yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di bangku sekolah, baik pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Bagaimana upaya dari setiap jiwa dan isi kepalanya berusaha sekuat tenaga mendorong untuk mengantarkan calon-calon pemimpin masa depan bangsa di tahun 2045 menjadi generasi emas berkualitas yang spiritual, aktif, energik, dan multitalenta?

Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi adalah salah satu lembaga pendidikan yang hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mewujudkan cita-cita luhur yaitu turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi lahir pada tanggal 12 Agustus 1989. Dengan tagline "synergize between sense and mind" mampu memenuhi ekspektasi kebutuhan masyarakat dalam dunia pendidikan yang merupakan perintis full day school di tanah air. 

Pembelajaran full day school sebagai bentuk alternatif dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan, khususnya dalam manajemen pembelajaran. Juga merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat yang menghendaki anak dapat belajar dengan baik di sekolah dengan waktu belajar lebih lama. Sistem full day school merupakan model pembelajaran dengan penambahan waktu belajar dari pagi sampai sore dan menggunakan lima hari waktu efektif dari hari Senin sampai hari Jumat.

Peran full day school dalam pembentukan kecerdasan ESQ (EQ dan SQ) di Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi adalah melalui kegiatan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan pendidikan karakter, dengan menggunakan indikator pencapaian dari unsur-unsur ESQ (EQ dan SQ) dan aspek leadership di antaranya akhlak, mengenal diri, proses belajar, komunikasi, mengatur, kerja sama, dan mengambil keputusan. Keunggulan dalam penerapan full day school mampu meningkatkan kualitas ibadah, meningkatkan kemampuan guru dan psikomotorik siswa serta membentuk karakter siswa yang kuat, bersahabat dan komunikatif.

Konsep full day school yang dibangun oleh Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi ini, pada hakikatnya tidak melupakan juga konsep "Trilogi Pendidikan" yang sudah dimiliki oleh bangsa ini. Sebuah konsep hubungan dan kerja sama serta keterpaduan antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat dalam mencerdaskan anak bangsa. Ketiga komponen tersebut memiliki peran strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 

Selama berada di lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban dan berperan dalam memberikan dasar pendidikan, sikap, dan keterampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, etika, sopan santun, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Komponen trilogi pendidikan kedua yaitu sekolah dalam hal ini Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, berperan dengan kurikulum khasnya mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan tahap tumbuh kembang yang mengarah pada ketercapaian tujuan pendidikan yang diamanatkan. 

Peserta didik tidak dijadikan sebagai objek, melainkan sebagai subjek, dan sekolah berperan sebagai fasilitator dan motivator terhadap perkembangan peserta didik. Selain itu, lingkungan masyarakat sebagai bagian dalam trilogi pendidikan juga memiliki andil yang sangat besar dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Dengan sinergitas, sinkronisasi, dan keterpaduan ketiga komponen tersebut, anak-anak akan mendapatkan pendidikan sepanjang hari dan sepanjang hayat.

Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi menjadi elemen penting dalam kemajuan pendidikan khususnya di Kota Bandung dan umumnya di Indonesia. 

Visi misi penyelenggaraan pendidikan di Salman Al Farisi tidak hanya mencetak generasi bangsa yang layak memperoleh ijazah kelulusan dengan tingkat nilai tertentu, tapi lebih dari itu ialah menjadikan peserta didik sebagai manusia yang cerdas, baik akhlaknya, dan berbudi pekerti luhur sehingga membawa dampak positif sebagai generasi penerus dan pelurus bagi lingkungannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun