Minggu malam tak sengaja nonton Democrazy, di Metro TV. Dialognya lumayan seru. Sebenarnya sih awalnya mereka membahas soal reshuffle, tapi lama-lama si pakar yang namanya Pak Tjip (ta Lesmana?) itu nampak seperti marah-marah “ngrasani” (membicarakan ) Menteri Perdagangan.
Menurutnya menteri ini ngga becus menangani pekerjaannya. Massa semua-semua impor? Massa semua-semua bebas masuk ke Indonesia?
"Gula impor, beras impor, pakaian impor, buah impor, bahkan yang lebih mengerikan GARAM AJA...GARAM AJA.... JUGA IMPOR… ??? Dduuuhhhhh.....!!!", gerutunya.
Bagi sang pakar, ini adalah sesuatu yang bodoh, bahkan saking jengkelnya dia bilang “Geblek” (sambil pegang jidat) terhadap cara pandang dan cara pikir pemerintah.
Entah mengapa mendadak pikiran saya melayang pada cerita-cerita buruk tentang PENJAJAHAN dan NEGERI YANG TERJAJAH. Saya mendadak ingat cara-cara “bijak” Mahatma Gandhi dalam melawan penjajahan. Saya teringat kisah pembicaraan Gandhi yang anti kekerasan dengan Kasturba, pendampingnya.
Nama aslinya adalah Mohandas Karamchand Gandhi, tetapi ia lebih dikenal dengan Mahatma Gandhi. Iaadalah pemimpin spiritual sekaligus politikus dari India.
Gandhi adalah sosok paling penting yang terlibat dalam Gerakan kemerdekaan India dari jajahan Inggris. Dia dikenal sebagai aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
Suatu saat Gandhi berbincang dengan pendamping setianya yang bernama Kasturba.***
Gandhi berucap:
"I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself. I won't presume to probe into the fault of others".
(Aku hanya melihat sifat baik dalam diri sesama manusia. Karena aku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, aku tidak berani membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka...)