Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... Administrasi - Simplicity is Greatness

Student of BKWSU (Brahma Kumaris World Spiritual University)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meditasi Sebagai Alternatif Obat Penyakit Mental

26 Maret 2019   10:57 Diperbarui: 26 Maret 2019   11:06 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepanjang sejarah, nyaris tak pernah saya dengar ada kisah para nabi, rasul, messengers, yang tanpa meditasi, mampu berjumpa dengan Sang Kebenaran, mendapat pesan tentang kebenaran dan lalu berkisah tentang kebenaran itu kepada orang lain. 

Siapapun dan dari manapun asal mereka, petunjuk yang diterima pasti didahului dengan meditasi, perenungan, hening, silent, tapasya atau apapun istilahnya. Karena berbagai faktor, hari ini, sebagian besar penduduk dunia telah menganggap meditasi sebagai satu kegiatan yang tahyul dan tidak realistis. 

Namun demikian, bagi sedikit yang lain, meditasi adalah ilmu kuno sekaligus modern, unik, different dan special, sehingga menarik mereka untuk ingin tahu dan belajar.

Meditasi berasal dari akar kata Latin, medery. Artinya adalah, healing (penyembuhan). Lalu, siapa yang memerlukan penyembuhan? 

Sang jiwa. 

The faculties of the soul ada 3, yaitu mind (mental), intellect (akal budi) dan sanskars (memori/kebiasaan).  Mental berpikir, akal budi menimbang dan mengambil keputusan, sementara sanskara adalah memori atas tindakan seseorang. 

Keputusan-keputusan yang kita buat setiap hari, tergantung dari kualitas akal budi. Jika akal budi melek dan jernih, maka keputusan yang diambil oleh sang jiwa, akan akurat. Sedangkan jika akal budi tidur atau membatu, ia tidak berfungsi. apa yang terjadi bila seseorang itu berpikir dan langsung bertindak? 

Ini (artinya), ia melompati fungsi akal budi.  Karena intellect/akal budi dilampaui, tentu saja tindakannya akan merupakan tindakan tidak akurat. Jika hal demikian terjadi berulang-ulang, maka akan membentuk karakter orang tersebut (membentuk sanskara).

Nah, apa saja penyakit yang biasa menyerang sang jiwa? 

Antara lain adalah, amarah, nafsu, kemelekatan, rakus/serakah, ego, benci, dengki, ketakutan, iri hati, sombong, selalu haus, tak pernah merasa cukup, tak pernah merasa puas, suka mencari-cari kelemahan orang lain, selalu merasa paling benar, dan sejenisnya. 

Sifat-sifat inilah yang merupakan akar semua masalah yang muncul dalam kehidupan kita sekarang. Jika kita berpikir dalam kejernihan, maka kita akan mengerti bahwa semua itu bersumber dari dalam ruang batin, wilayah rohani. Ada yang tidak beres di sana yang perlu dibetulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun