Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Warisan dalam Kamar Pendaringan, Sebuah Buku yang Ditulis dengan Sepenuh Cinta

19 April 2023   09:27 Diperbarui: 24 April 2023   18:44 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku berjudul Warisan dalam Kamar Pendaringan karya Widz Stoops menjadi bacaan manis pagi ini di rumah. Saya menghabiskan pagi saya dengan membaca buku sambil menikmati taman depan rumah yang sejuk.

Kisah dalam buku ini sungguh sangat kaya. Cerita penuh cinta dari seorang anak, Widz Stoops pada dan tentang Ibunya yang Beliau panggil Emek. Jujur ada rasa haru menyelimuti hati saya saat membacanya.

Dalam buku perdananya, Mbak Widz mengisahkan tentang berbagai kenangan keluarga yang diawali dari Kamar Pendaringan. Apakah Anda semua tahu apa itu Pendaringan?

Sebagai orang Jawa, kata pendaringan bukan hal asing bagi saya. Namun Mbak Widz, (begitu kami saling bertegur sapa selama ini dalam pesan-pesan sederhana), menyajikan dengan sangat apik makna dari kata pendaringan.

Silakan temukan makna apik dari pendaringan dalam buku ini. Tak hanya kosakata apik yang Mbak Widz perkenalkan dalam buku ini. Namun lebih kaya dari itu. Ada banyak resep keluarga yang dengan rendah hati Mbak Widz bagikan beserta kisah-kisah dibaliknya.

Selalu ada kenangan dalam keluarga, suka dan duka mengiringi kehidupan namun tak boleh menjadikannya penghalang untuk maju. Ada kalanya kondisi kita di atas/berhasil namun ada masanya kita berada dalam situasi sulit.


Saya membaca hal tersebut juga menimpa keluarga besar Mbak Widz. Pada resep tentang Bubuk Nasi Ulam Betawi, saya melihat bagaimana bijaknya seorang Ibu, Emek dalam tulisan mbak Widz, mengemas kesulitan keuangan keluarga menjadi kenangan yang membangkitkan semangat.

Baca juga: Menolak Lelah Hati

Saya berulang kali menghapus air mata haru dan kagum atas Beliau, Emek, Ibunya Mbak Widz. Saya sampai berharap ingin sekali bertemu dan berbincang dengan Beliau.

Tak hanya itu, Mbak Widz juga mempunyai kepiawaian dalam menulis. Bahasanya menarik pun nyaman dibaca. Ketika saya mencerna makna dalam kisah Kamar Pendaringan tentang legenda Dewi Sri dalam buku ini saya merasa mendapat pengetahuan tambahan dalam cerita rakyat.

Mbak Widz juga menyampaikan mengenai lokasi rumah tinggalnya semasa kecil dan ada hal mengesankan mengenai kisah pohon bunga kamboja merah. Ada kisah menarik yang terkesan mistis dari pohon tersebut namun bertujuan kebaikan bagi lingkungan.

Anda penasaran? Dapatkan cerita lengkapnya dalam buku ini ya. Banyak makna yang didapat tentang kehidupan. Bagi para Ibu atau siapaun yang suka memasak juga akan dengan mudah cocok dengan buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun