Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menghargai Pengalaman Subjektif bernama Nyeri

30 Maret 2023   20:32 Diperbarui: 31 Maret 2023   16:30 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nyeri (Sumber: shutterstock)

Rasa nyeri adalah sebuah pengalaman subjektif, yang berarti rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap orang dapat berbeda-beda meskipun mengalami rangsangan yang sama. Tergantung pada persepsi individu terhadap stimulasi nyeri. 

Rasa nyeri timbul ketika sistem saraf manusia menerima sinyal yang memberikan atau menginduksi rasa sakit dari berbagai reseptor nyeri di tubuh dan kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke otak. Rangsangan ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti cedera, peradangan, atau penyakit.

Terkait persepsi individu yang berbeda-beda terhadap stimulasi nyeri, terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya. 

Pertama, individu yang sering mengalami rasa nyeri pada masa lalu, mungkin lebih sensitif terhadap rasa nyeri pada masa sekarang. 

Kedua, beberapa orang mungkin dapat menangani rasa nyeri dengan lebih baik, sedangkan orang lain mungkin lebih sensitif terhadap rasa nyeri, atau dengan kata lain terhadap toleransi nyeri yang berbeda-beda pada setiap orang. 

Ketiga, faktor psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa nyeri. 

Keempat, faktor fisik seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan juga dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa nyeri.

Pada praktiknya di lapangan, rasa nyeri seringkali diremehkan baik oleh orang-orang di sekitar kita maupun oleh tenaga medis yang seharusnya menjadi pihak terakhir yang dapat kita andalkan saat orang-orang mengabaikan rasa nyeri kita. 

Banyak orang tidak memahami betapa mengganggunya rasa nyeri, sehingga mereka cenderung meremehkan rasa sakit yang dirasakan oleh orang lain. Hal tersebut merupakan suatu stigma terhadap penderita nyeri. 

Stigma terhadap penderita nyeri adalah pandangan atau sikap negatif, diskriminatif, atau meremehkan terhadap orang-orang yang mengalami rasa nyeri atau kondisi kronis yang menyebabkan rasa nyeri. Kembali, stigma ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman tentang sifat subjektif rasa nyeri dan pengaruhnya pada kesejahteraan fisik dan mental penderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun