Mohon tunggu...
Ari Sukmayadi
Ari Sukmayadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pelajar Forever

Aku baca. Aku pikir. Aku tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memegang Kata (Menyambut Hari Wayang Nasional)

6 November 2022   16:07 Diperbarui: 7 November 2022   00:58 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : wayang.wordpress.com

Sekarang lihatlah bagaimana para pejabat kita mudah sekali mengeluarkan kata-kata, dan dengan mudah pula mengingkari kata-katanya sendiri, alias ngeles. Sayangnya, kondisi ini seolah-olah menjadi permisif. Seolah-olah biasa dalam politik. Sehingga tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diperbaki. Ini berbahaya.

Karena politik itu dasarnya adalah sesuatu yang baik, bagaimana negara mensejahterakan rakyatnya, lahir batinnya. Politik tidak kotor. Para pejabatnya banyak yang kotor. Tidak satu kata dengan perbuatan. Kata-kata tidak lagi dipegang. Trik pertama yang dimainkan iblis untuk menggoda manusia. Dan masih dilakukan hingga saat ini.

Salah seorang dalang nasional yang masih tersisa dari sedikit yang ada, Sujiwo Tejo, pernah mengatakan : 

Dulu kambing terikat dengan tali. Sekarang kambing juga masih terikat dengan tali.

Dulu manusia terikat dengan kata-kata. Sekarang manusia terlepas dari kata-katanya.

Majunya suatu negara bukan karena kaya dengan sumber daya alam. Tapi bagaimana kredibilitasnya. Bagaimana kata-katanya bisa dipegang. Lihatlah Singapura. Sumber daya alam apa yang mereka punya ? Tapi orang-orang lebih percaya beli barang dari Singapura, walaupun sudah pahal kalau barangnya ada di Indonesia.

Yudhistira selalu menjadi panutan. Tidak pernah berbohong. Ketika mendengar putranya, Aswatama, terbunuh dalam Bharatayudha, orang yang diminta konfirmasinya oleh Durna  adalah Yudhistira. Karena Yudhistira bisa dipegang kata-katanya.

Bhisma, walaupun berada di pihak Kurawa, tapi  namanya tetap harum. Karena Bhisma adalah orang yang memegang kata-katanya. Tidak akan pernah menikah, agar tidak punya keturunan. Supaya ayahnya, Raja Sentanu, bisa menikahi Satyawati, dan kelak hanya keturunan dari Satyawati-lah yang nanti menjadi Raja. Syarat yang diminta Satyawati untuk mau dinikahi Sentanu.

Muhammad, sebelum diangkat menjadi Nabi, oleh kaumnya sudah digelari Al Amin (Yang Terpercaya). Setiap kata-katanya betul-betul bisa dipegang. M. Hart dalam bukunya 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh di Dunia, Muhammad ditempatkan pada urutan No. 1.

Gajah Mada, dikenang sampai sekarang, karena memegang kata-katanya, Sumpah Palapa. Tidak akan "menikmati hidup" sebelum cita-citanya tercapai menyatuka Nusantara.

Bung Hatta, satu-satunya tokoh yang dibuatkan lagu khusus oleh Iwan Fals. Harum nama beliau. Bersumpah tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Dan beliau memegang kata-katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun