Kebutuhan akan dekarbonisasi industri maritim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga geopolitik dan ekonomi. Negara-negara dengan pelabuhan strategis seperti Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam transisi ini. Bayangkan jika kapal-kapal dagang besar tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, dan tanpa ketergantungan pada pasokan bahan bakar fosil global. Dengan membangun atau melayani armada kapal dagang bertenaga nuklir, negara maritim bisa meningkatkan keamanan energi dan daya saing ekonomi.
Tenaga nuklir juga memberikan keuntungan strategis lain: kapal dapat beroperasi selama bertahun-tahun tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar, mengurangi kerentanan terhadap gangguan pasokan dan mempercepat waktu pelayaran. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya logistik, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan reliabilitas rantai pasok global.
Penutup
Nuclear Ship Savannah mungkin bukan kisah sukses secara komersial, tetapi keberhasilan kapal itu berlayar merupakan batu loncatan penting dalam sejarah teknologi dan transportasi maritim. N.S. Savannah membuktikan bahwa kapal dagang bertenaga nuklir adalah hal yang mungkin---dan dalam konteks dunia saat ini, hal yang sangat dibutuhkan.
Kini, saat dunia menghadapi krisis iklim dan kebutuhan akan energi bersih semakin mendesak, ide di balik N.S. Savannah terasa lebih relevan daripada sebelumnya. Jika dunia bersedia melihat kembali dengan pikiran terbuka dan belajar dari kesalahan masa lalu, masa depan pelayaran bersih dan berkelanjutan bertenaga nuklir bukan hanya mungkin, tetapi niscaya.
Daftar Pustaka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI