Mohon tunggu...
Arfiani Yulianti Fiyul
Arfiani Yulianti Fiyul Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Indonesia

Tingkatkan Keterampilan Menulis Belajar Sepanjang Hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamukah Sahabat Penaku

9 Desember 2022   23:40 Diperbarui: 9 Desember 2022   23:54 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamukah "Sahabat Penaku" ?

Cimahi, 09 Desember 2022

Sobat pembaca, apakah ada yang pernah mengenal di zamannya yang namanya "sahabat pena"?  Apakah ada yang pernah mengalami punya sahabat pena?  Dimasa lalu-lalu banget,  penulis (saya) masih ingat kala itu  penulis (saya) memiliki sahabat pena yang sangat banyaaaaakkkkk sekali, bayangkan di masa itu penulis setiap hari menerima surat yang dikirim melalui pos,  dalam sehari penulis bisa menerima surat sampai 500 amplop.  Sampai bapak tukang pos pernah mengatakan tiap hari surat yang masuk dikantornya adalah buat penulis semua, maklum kala itu penulis tinggal di kampung. 

 Isi dari surat tersebut ingin berkenalan.  Bayangkan bagaimana penulis harus membalas setiap hari surat sebanyak itu setiap hari? Dan semua nya wajib di balas karena setiap orang (si sahabat pena) yang mengirim surat perkenalan melampirkan perangko untuk balasan, bahkan ada yang melampirkan lembar surat kertasnya sekalian untuk dibalas, dan masih teringat lembaran kertas surat itu berwarna-warni dan bergambar,  ada gambar bunga, ada gambar orang dan banyak macam gambarnya.  

Sobat pembaca, saat itu yang ingin berkenalan untuk menjadi "sahabat pena" adalah dari seluruh Nusantara dari "Sabang sampai Merauke" bahkan hingga keluar negeri.  Kata yang berkenalan itu membaca profil penulis di majalah-majalah di kolom yang tertulis "sahabat pena".  Telah penulis sebutkan tadi bahwa surat-surat yang datang,  saat penulis membuka ada perangko, ada kertas surat dan ada juga fotonya si pengirim.  Seneng ya...kalau ingat kala itu, bangga dan membahagiakan saat terima surat,   setiap penulis pulang sekolah pasti amplop surat sudah menumpuk.  Penulis  pasti baca satu persatu nama pengirimnya sebelum buka isinya.

Mungkin saja kala itu dinamakan sahabat pena, karena kirim- mengirim surat masih menggunakan tulis tangan, saat itu penulis (saya) belum mengenal "mesin Tik", belum tahu "computer" apalagi "laptop", jadi semua-semua surat dibalas menggunakan "Tulisan Tangan", mungkin itulah sebabnya dinamakan sahabat pena.  Karena surat masuk sangat banyak maka saat itu penulis dibantu oleh sahabat- sahabat untuk menuliskan surat balasan.  Dan surat balasan pertama, kemudian berlanjut hingga berkali-kali saling balas membalas, dan banyak yang jadi teman akrab hingga balas-membalas berlanjut.

Semoga saja diantara yang membaca tulisan ini,  kali aja ada yang pernah menjadi sahabat penaku, dan melalui tulisan penulis mohon maaf karena nama dan data sahabat penaku tidak terarsipkan dengan bagus, maklum saat itu penulis masih duduk dibangku kelas 3 SMP dan surat itu berdatangan terus hingga penulis (saya) di bangku kuliah.  Sebenarnya surat-surat itu sempat penulis simpan dalam karung dan berkarung-karung banyaknya, namun karena penulis hijrah ke Jawa Barat ada yang membuangnya karena terkena air hujan.  Barangkali untuk mengingatkan alamat penulis saat di kampung halaman adalah Jalan Eks Pasar Baru No. 18 Donggala Sulawesi Tengah, dan nama penaku adalah "yanthie", semoga saja ada yang nyangkut wahai sahabat-sahabat penaku.  Kontak ku sekarang  08122457881.

Penulis : Dr. Hj. Arfiani Yulianti Fiyul., MM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun