Mohon tunggu...
Anggareta Bella Arfianti
Anggareta Bella Arfianti Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeraitas Airlangga

Hai readers!!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sejarah Kesehatan Masyarakat

27 Agustus 2025   20:51 Diperbarui: 27 Agustus 2025   21:48 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT


ANGGARETA BELLA ARFIANTI/191251045


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sejarah kesehatan masyarakat dapat ditelusuri sejak peradaban kuno, ketika manusia mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan kebersihan demi mencegah penyakit. Dalam peradaban Yunani misalnya, tokoh mitologi seperti Hygieia melambangkan gagasan pencegahan, sedangkan Asclepius merepresentasikan pendekatan kuratif. Pemisahan konsep preventif dan kuratif inilah yang menjadi fondasi dalam diskursus kesehatan masyarakat modern.
Perkembangan kesehatan masyarakat semakin nyata pada abad ke-18 dan 19, ketika industrialisasi menyebabkan ledakan urbanisasi dan memperburuk kondisi sanitasi kota. Di Inggris, muncul Sanitary Movement yang dipimpin oleh tokoh seperti Edwin Chadwick. Ia menekankan pentingnya pengelolaan limbah, penyediaan air bersih, serta perumahan sehat sebagai faktor utama pencegahan penyakit. Dorongan inilah yang kemudian melahirkan Public Health Act 1848, menandai keterlibatan resmi negara dalam mengatur kesehatan warganya.
Pada periode yang sama, epidemiologi modern lahir melalui penelitian John Snow mengenai wabah kolera di London tahun 1854. Dengan memetakan kasus dan melacak sumber air yang tercemar, ia membuktikan bahwa penyakit menular tidak berasal dari udara buruk, melainkan dari sumber air terkontaminasi. Penemuan ini menjadi tonggak metode ilmiah dalam kesehatan masyarakat serta mengubah kebijakan sanitasi perkotaan.
Seiring masuknya abad ke-20, banyak negara mulai membentuk institusi kesehatan masyarakat. Di Amerika Serikat, Public Health Act of 1879 menghasilkan National Board of Health yang bertugas menangani karantina, sanitasi, dan pengendalian wabah. Di Inggris, Public Health Act 1875 memperluas regulasi sanitasi menjadi kewajiban pemerintah lokal, termasuk pembangunan sistem pembuangan limbah dan pengawasan perumahan.


Pasca Perang Dunia II, kemajuan kedokteran dan teknologi mempercepat perkembangan kesehatan publik. Pada 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan dan mulai memimpin berbagai program internasional seperti kampanye imunisasi, pemberantasan malaria, serta pengembangan sistem kesehatan primer. WHO juga mengesahkan International Health Regulations 1969 sebagai instrumen hukum global untuk mengendalikan penyakit lintas negara.


Tahun-tahun berikutnya ditandai dengan pencapaian besar: ditemukannya antibiotik, penemuan vaksin polio, serta peluncuran Expanded Programme on Immunization pada 1974 yang menyelamatkan jutaan jiwa. Deklarasi Alma-Ata tahun 1978 menegaskan pentingnya kesehatan primer bagi semua orang, sedangkan pada 1980 WHO mengumumkan eradikasi cacar sebagai keberhasilan luar biasa kesehatan masyarakat global.


Namun, seiring meningkatnya angka harapan hidup, dunia menghadapi transisi epidemiologi. Penyakit menular mulai menurun, sementara penyakit tidak menular seperti hipertensi, kanker, dan penyakit jantung meningkat tajam akibat perubahan gaya hidup. Hal ini mendorong pergeseran fokus kesehatan masyarakat dari pengendalian infeksi menuju promosi kesehatan dan pengendalian faktor risiko perilaku.
Abad ke-21 ditandai dengan tantangan baru berupa pandemi global. Flu 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang menjadi pelajaran penting mengenai perlunya sistem kesehatan publik yang kuat dan koordinasi internasional. Situasi ini kembali terulang pada pandemi COVID-19 tahun 2019, ketika dunia menyadari pentingnya kesiapsiagaan, kerja sama lintas negara, serta penguatan sistem kesehatan nasional.
Dalam konteks Indonesia, sejarah kesehatan masyarakat juga memiliki perkembangan khas. Pada masa kolonial Belanda, fokus kesehatan lebih banyak pada pencegahan penyakit menular seperti kolera dan cacar. Setelah kemerdekaan, Menteri Kesehatan Dr. Johannes Leimena menggagas Bandung Plan tahun 1951 yang menekankan integrasi layanan preventif dan kuratif. Selanjutnya lahir Proyek Bekasi pada 1956, dan akhirnya berdirilah Puskesmas pada tahun 1968 sebagai unit layanan kesehatan masyarakat berbasis komunitas. Puskesmas kemudian menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam program wajib seperti imunisasi, kesehatan ibu-anak, keluarga berencana, gizi, serta penanggulangan diare.
Melalui perjalanan panjang ini, jelas bahwa kesehatan masyarakat merupakan hasil akumulasi pengetahuan, pengalaman, dan kerja sama global maupun lokal. Sejarahnya menunjukkan bahwa kesehatan tidak hanya urusan medis, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Tantangan baru di era globalisasi menuntut kesehatan masyarakat untuk terus beradaptasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor demi kesejahteraan umat manusia.

Daftar Pustaka
Tulchinsky, T. H. (2014). A History of Public Health. New York: Springer.
PMC. 2020. A History of Public Health. Public Health Reviews. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7170188/ [online]. (diakses 22 Agustus 2025).
Time. 2020. The World Changed Its Approach to Health After the 1918 Flu. Time Magazine. https://time.com/5797629/health-1918-flu-epidemic/ [online]. (diakses 22 Agustus 2025).
World Health Organization. 2023. Public Health Milestones through the Years. https://www.who.int/campaigns/75-years-of-improving-public-health/milestones [online]. (diakses 22 Agustus 2025).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun