Mohon tunggu...
Rian Fantomi
Rian Fantomi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Perang Bubat

12 Oktober 2017   14:50 Diperbarui: 12 Oktober 2017   14:53 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*PADA Hari Senin Pahing, 17 Februari 2014 (17 Rabiul Akhir 1435 H) Waktu Sore Hari, Prof. Dr. Damarjati Supadjar Telah Dipanggil Ke Haribaan-NYA. Beliau Adalah SeOrang Budayawan Dan Sejarawan Sekaligus Guru Besar Filsafat Di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Beberapa Jabatan Yang Pernah Disandang-Nya Adalah Ketua Jurusan Filsafat Timur Fakultas Filsafat UGM, Ketua Lembaga Javanologi, Dan Penasihat Sri Sultan HB X. Dulu Setidaknya Sekali Sepekan Pak Padjar (Ada Yang Memanggilnya Demikian) Mengisi Siaran Radio Unisi FM Jogyakarta, Tentang PEMAKNAAN HIDUP Atau "Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti" -- Sebut Sajah Barangkali Begitu. Dan Ketika Beliau Masih Hidup, Antara Dekat Dan Tidak, Tapi Kami Pernah Beberapa Kali Ketemu Beliau Secara Pribadi, Terdapat Beberapa PITUTUR KISAH Dari Beliau Yang Masih Kami Ingat, Yaitu Salahsatunya Adalah "Tragedi PERANG BUBAT" Yang Mengisahkan Tentang "MAHKOTA DAN TAHTA PEMBAWA BENCANA" BERDASARKAN Yang TERSURAT Di LONTAR DESAWARNANA Atau Negarakretagama.

Mungkin Sebagian Dari Kita, Ada Yang Penasaran Dengan Kejadian SeSungguhnya Pada PERANG BUBAT. Kejadian Ini Sempat Melukai Hati Anak Negri, Sampai-Sampai KONON Pada Jaman Dahulu Kala Ada Ujaran : "Ora Ilok Wong Sunda Kawin Karo Wong Jawa -- MITOS Orang Sunda Dilarang Kawin Dengan Orang Jawa", Begithupun Sebaliknya. Naahhh... Terkait Untuk MengUngkap Tabir SEJARAH. Ternyata, Ini Sedikit Berbeda Dari "KIDUNG SUNDAYANA."

Secara Nalar Akal Sehat, Kami Setuju Bahwa Segalak Apapun SeEkor Macan, Tak Mungkin Berani Menyerang Orang Yang Merawat Dan Membesarkan-Nya - Oleh Karena Itu, Maha Patih Gajah Mada Hanyalah "KAMBING HITAM" Peristiwa Tersebut. Dengan Demikian, Kami Setuju Dengan Yang Mengatakan Bahwa Sang Patih Agung Tersebut Hanya Menjalankan PERINTAH. Maka JELAS Bahwa Ke-2 Pihak Kerajaan Bisa Dibilang Sedang MenJalankan Dharma Bhaktinya Demi Kewibawaan Nagari Masing-Masing Atau Dengan Kata Lain Secara Tugas, Tak Ada Pihak Yang Layak Dipersalahkan. Hanya Sayangnya, Sang PUTERI PASUNDAN Yang Cantik Kinyis-Kinyis, Harus Gugur Karena "KONSPIRASI" Tersebut.

Selengkapnya, Inilah KISAH Tragedi PERANG BUBAT , Karena Menurut Kami KISAH Tragedi PERANG BUBAT Yang Mengisahkan Tentang "MAHKOTA DAN TAHTA PEMBAWA BENCANA" Yang BerSumber Dari Almarhum SeOrang Budayawan Dan Sejarawan Sekaligus Guru Besar Filsafat Di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Ini, Lebih Mampu Kami Terima Secara Nalar Akal Sehat. Bagi Yang Kurang Setuju, Anggap Sajah Sebagai Cerita Penghantar Tidur, Tak Perlu DiPerdebatkan Githu Yah.

---------

Saat Semua Persiapan Pernikahan Agung Tersebut Hendak Dijalani, Datang Utusan Dari Pihak PASUNDAN Yang Menyerahkan SURAT Kepada Sang Amurwabhumi GAJAHMADA Sebagai SYARAT Atau MAS KAWIN Dari PERKAWINAN Itu.

Ada 5 Butir PERMINTAAN Yang Dicantumkan Pada SURAT Untuk DYAH RAJASANAGARA HAYAMWURUK Melalui Sang Amurwabhumi GAJAHMADA Selaku Pimpinan Protokoler PERKAWINAN.

1. Meminta Calon Istri Dari Tatar PASUNDAN Diangkat Menjadi PERMAISURI.

2. Meminta Raja RAJASANAGARA Tidak Mengambil Istri Lagi Selain DYAH PITALOKA.

3. Meminta Anak KeTurunan Hasil Perkawinan Kedua-Nya Baik Itu Lelaki Ataupun Perempuan Menjadi PEWARIS SAH TAHTA WILWATIKTA (Majapahit Dan Persekutuan Kerajaan Atau Aliansi Dibawah Naungannya, Seperti : Kediri, Panjalu, Madura, Bali, D.L.L). Tetapi Bila Tidak Mempunyai KeTurunan Sebagai Pengganti Raja Harus Dipilih Atas Persetujuan Kerajaan PASUNDAN.

4. Meminta Agar Kerajaan PASUNDAN Tidak Dijadikan Bawahan Dan Mempunyai Derajat Yang Sama Tingginya Dengan Kerajaan WILWATIKTA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun