Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesandhung Dalan Rata, Kebenthuk Tawang: Terantuk Jalan yang Rata, Terbentur Langit

14 September 2015   20:53 Diperbarui: 14 September 2015   21:14 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Hanya yang sembrono jika sampai tersandung di jalan yang halus seperti ini."][/caption]
Peribahasa Jawa yang berbunyi : kesandhung dalan rata lan kenbethuk tawang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya terantuk jalan yang rata dan kepala terbentur langit. Secara harafiah jelas tidak mungkin. Tetapi bisa saja semuanya terjadi kalau tidak hati-hati dalam berjalan atau melangkah.

Lihat saja banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan tol Cipali menjelang Hari Lebaran yang barusan lewat. Jalan halus dan mulus menyebabkan banyak pengemudi lupa diri dan keenakan sehingga mengalami kecelakaan karena ndlenger atau tidak hati-hati. Ngantuk dan capai alasan yang paling banyak menjadi sebabnya.

Dalam hidup demikian juga, banyak orang merasa dirinya berada dalam posisi yang aman dan nyaman apa pun yang dilakukan senantiasa membawa keuntungan bagi dirinya atau kelompoknya. Entah karena kekuatan dan kemampuannya atau bahkan karena kekuasaan yang dimilikinya sehingga seperti tak akan tersentuh dan dipermasalahkan. Maka dengan rasa percaya diri, segala hal yang telah dan akan dilakukan senantiasa baik-baik saja.

Cakra manggilingan, roda nasib selalu berputar. Nasib baik dan nasib buruk akan datang bergantian. Hanya masalah waktu yang menentukan.


Inilah yang kini dialami oleh Setyo Novanto sang pimpinan terhormat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Apes, sial, atau apalah istilahnya sedang menimpa dirinya akibat kecerobohan, kesembronoan, terlalu percaya diri, dan bahkan mungkin akibat kesombongannya menyandang predikat sebagai pengusaha dan pemimpin dewan yang terhormat.
Setelah pundaknya dipuk-puk oleh Donald Trump bagaikan ayam jago kate yang akan diadu oleh pemiliknya, kini dipermasalahkan banyak pihak dan bahkan dimaki di dunia maya. Ayam jago kate yang takut bertarung melawan jago kampung tampak sembab wajahnya. Sembab karena menghadapi tekanan atau karena gagal dalam mengembangkan bisnis di sana atau karena kecapaian setelah perjalanan panjang. Yang jelas wajahnya tampak kuyu saat diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi.

Ketegaran memang masih tampak diupayakan terlihat seperti Suyudana alias Kurupati saat harus menghadapi Werkudoro atau Bima dalam pertempuran terakhir dalam laga Barata Yudha.

Memang agak berbeda dengan Fadli Zon yang tampak agak tenang. Barangkali ia merasa tak terantuk atau kesandung, cuma terpeleset tapi tak terjatuh. Atau memang ndableg seperti Dursosono yang pernyataannya sering membuat gaduh.

Apa yang dialami Setyo Novanto dan Fadli Zon tentu pernah dialami oleh setiap orang sekali pun situasi dan kadarnya berbeda. Hanya kehati-hatian dan tidak sombong setidaknya tak terlalu percaya diri dalam melangkah walau pun dalam suasana yang nyaman.

[caption caption="Mungkinkah kepala terbentur langit yang bersih?"]

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun