Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-hati dengan Combe, Si Tukang Kibul!

15 Maret 2015   20:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14264245361051480210

[caption id="attachment_355600" align="aligncenter" width="450" caption="Tanaman convrey menjadi terkenal dan mahal karena ulah combe. Foto: dokumen pribadi."][/caption]

Combe adalah sebutan bagi seseorang yang tugas atau pekerjaannya mempengaruhi calon pembeli dengan segala triknya. Termasuk juga dengan tipu dayanya.

Agak sulit menemukan padanan kata combe dalam Bahasa Indonesia. Penulis sendiri kurang jelas mengetahui apakah combe termasuk Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa daerah lainnya.

Mungkin ini pernah anda alami, saat menawar mobil bekas di sebuah pameran lalu datang seseorang yang secara terang-terangan menawar harga jauh lebih tinggi dari yang anda duga atau tawar. Si calon pembeli abal-abal tadi anggap saja menawar mobil dengan harga 90 juta, sedang menurut dugaan anda harganya paling tinggi 80 juta. Si penjual dengan tegas menolaknya, si calon pembeli abal-abal pun dengan tegas menolak dan mengancam akan membeli mobil lain lalu pergi entah kemana. Anda yang merinding dengan harga tersebut, namun saat akan meninggalkan tempat si penjual menanyakan harga yang anda tawar. Si penjual kadang dengan mimik menjengkelkan menolak tawaran anda. Anehnya, ketika anda akan pergi dengan nada sedikit memaksa untuk menaikkan tawaran. Lalu dengan trik-triknya verbalnya berusaha mempengaruhi anda dengan kelebihan-kelebihan mobil yang anda tawar. Serta berpura-pura menelpon calon pembeli abal-abal tadi untuk mengambil mobil sesuai harga tawaran. Si calon pembeli abal-abal pun memberitahu telah mendapat mobil lain dan membatalkan tawaran. Tentu saja para calon pembeli yang tak tahan akan terpengaruh dan akan menaikkan harga tawaran bahkan akan membeli seharga yang ditawarkan calon pembeli abal-abal tadi.

Kejadian di atas bukan hanya terjadi pada kasus jual beli mobil dan motor bekas, tetapi juga padatranskasi yang dilakukan di tempat umum atau terbuka seperti pasar loak dan barang antik dan bahkan properti. Dan, sekarang yang sedang menggila adalah penjualan batu akik.

Pada masa tahun 60an, combe biasanya dilakukan oleh penjual jamu tradisional yang beraksi di kaki lima dengan trik-trik sulap lalu datanglah seseorang yang membeli atau bahkan memborong beberapa bungkus jamu yang belum diketahui khasiatnya.

Tahun 70an para combe menebarkan virus tanaman convrey yang berkhasiat menyembuhkan segala macam penyakit. Harga convrey saat itu bisa mencapai sepuluh ribu rupiah per batang daun, padahal saat itu nilai dollar hanya tiga ratus enam puluh rupiah! Mendekati awal 80an, convrey pun jatuh dan banyak petani di Batu dan Malang yang tertipu dan bangkrut!

Kisah seperti ini berlanjut hingga kini, mulai dari gelombang cinta, ikan Loohan, jangkrik, tokek, dan tentu saja batu akik.

Kiat menghindari tipudaya para combe saat menawar barang secara terbuka:

Amati tempat dan siapa saja yang ada di tempat transaksi.

Tanyakan dan periksa kondisi barang yang diinginkan.

Tanyakan harganya jangan langsung menawar.

Tawar paling tinggi separuh dari harga yang ditawarkan, jika barang tersebut bukan kebutuhan utama.

Jangan terbuai dengan rayuannya.

Jangan tersinggung jika mereka cuek dengan penawaran yang anda berikan.

Beli barang sesuai kebutuhan, bukan karena sedang jadi idola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun