Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kok Bisa Kesambet? Cara Menanganinya

23 Januari 2023   08:43 Diperbarui: 23 Januari 2023   13:58 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terkapar di antara riuhnya tepuk tangan penonton yang puas. | Dokumen pribadi 

Tulisan ini sedikit mengulang tulisan saya di Kompasiana pada 2014 tentang Kesurupan, Kalap, dan Histeria namun kali ini sedikit tambahan pengalaman sebagai pemain, dukun, dan pengamat permainan tradisional jaranan, atau jaran kepang atau jathilan.

Kesurupan dan kalap.

Seorang pemain jathilan, jaran kepang, kuda lumping, jaranan, atau bantengan kerasukan jika secara sadar sepenuhnya menekan kesadarannya sendiri untuk melakukan dan mengatakan sesuatu dari bisikan seseorang yang dianggap benar atau dianggap pemimpin. Dalam hal ini dukun atau pemimpin dalam permainan tersebut. Entah muda entah tua.

Bisikan maut inilah yang bisa mengurangi kesadaran seseorang sehingga kesurupan dan kalap.

Dukun muda mengipas-ipasi . | Dokumen pribadi.
Dukun muda mengipas-ipasi . | Dokumen pribadi.

Dibuai dengan wewangian. | Dokumen pribadi.
Dibuai dengan wewangian. | Dokumen pribadi.

Selain bisikan ada juga yang memanas-manasi (Jawa: ngobong-obongi). Tentu saja dalam permainan tradisional memakai kemenyan atau dupa. Api dalam budaya Jawa mempunyai arti memberi semangat tetapi bisa berarti membakar emosinya sehingga semakin hilang kesadarannya.

Untuk semakin membuat tidak sadar harus diiringi dengan iringan musik dan tetembangan yang membuai sekali pun iramanya dinamis dan menghentak dengan suara kendang. Suara kendang ndang ... ndang... ndang ...tak ndang ... ndang ... tak ndang..tak ndang... tak ndang... bermakna ayo... ayo ... ayo... lakukan.

Dikendangi. | Dokumen pribadi.
Dikendangi. | Dokumen pribadi.

Dijejali sesuatu yang menggiurkan. | Dokumen pribadi.
Dijejali sesuatu yang menggiurkan. | Dokumen pribadi.

Tambah lagi diberi makan dari sesajen yang ada. Misalnya beri minum air yang direndami bebungaan sehingga wangi. Air sesajen yang wangi ini bisa membuat mabuk walau tidak sampai sempoyongan toh bisa membuat tidak bisa ngomong benar selain ngelantur dengan liur yang menetes. Itulah yang dialami pemain jathilan saat kesurupan sehingga bisa kalap.

Bisa juga beri sesisir pisang matang yang kuning merona. Jangan sebuah. Kurang! Pisang merupakan buah tradisional yang banyak tumbuh di negeri kita. Pisang dalam budaya Jawa termasuk pala gumantung atau buah yang menggantung. Artinya membuat seseorang tergantung. 

Tergantung pada siapa? Tergantung pada yang membisiki, memberi sesajen, menyuapi, atau yang membuatnya kehilangan kesadaran.

Dilecut oleh orang lain. | Dokumen pribadi.
Dilecut oleh orang lain. | Dokumen pribadi.

Semakin tidak sadar. | Dokumen pribadi.
Semakin tidak sadar. | Dokumen pribadi.

Kesambet.

Kesambet dalam budaya Jawa berarti ketempelan atau kerasukan lelembut secara tidak sengaja.

Mereka yang mengalami peristiwa kesambet biasanya pemain jathilan atau jaran kepang yang tidak ikut dalam permainan tetapi sangat fokus pada permainan ketika melihat permainan lalu secara tak sadar ikut main. Sekalipun tidak mengenakan baju jathilan.

Bukan hanya pemain yang tidak main yang bisa kesambet penonton pun bisa. Terutama mereka yang terbuai sehingga pikirannya kosong lalu ada bisikan-bisikan maut yang mengajak bermain. 

Orang atau penonton yang kesambet permainannya kacau tidak rancak sesuai dengan irama yang mengiringi. Asal joged asal gerak. Bahkan gerakan matanya kacau.

Disinilah perlunya kesadaran. Sehingga bisikan-bisikan maut atau santapan maut tidak tertelan mentah-mentah.

Bisikan yang berasal dari orang yang diketahui masih bisa dikendalikan. Bisikan yang tidak diketahui asalnya bisa membuat szichophrenia.

Pada dasarnya seseorang tidak mudah kesambet jika sehat mentalnya. Sekali lagi mentalnya. Bukan jiwanya. 

Dijejali pisang sesaji. | Dokumen pribadi 
Dijejali pisang sesaji. | Dokumen pribadi 

Pemain di luar kalangan kesurupan karena kesambet. | Dokumen pribadi 
Pemain di luar kalangan kesurupan karena kesambet. | Dokumen pribadi 

Bagaimana cara mengatasinya?

Dukun menyadarkan dengan cara kembali membisiki agar segera mengakhiri permainan karena para penonton sudah puas. Puas ada yang kalap. Puas ada yang kesurupan. 

Bukanlah hal yang mudah menyadarkan orang kesambet karena belum tentu ia mau sadar. Sebab ia masih ingin menari dan menari untuk mencari tepuk tangan. Mendapat ketenaran.

Jika demikian perlu bantuan seorang temannya untuk mengajak minggir.

Dalam permainan barongan ada teman yang memegang kepalanya dan mengatupkan mulutnya yang lebar agar terbungkam.

Jika masih sulit menyadarkan panggil teman wanitanya yang akan datang membungkam mulutnya dengan selendang atau udeng. Lalu membawanya ke luar lingkaran atau kalangan yang membuatnya kesurupan dan kalap atau kesambet.

Si Putih yang dibungkam temannya. | Dokumen pribadi
Si Putih yang dibungkam temannya. | Dokumen pribadi

Dibungkam dengan selendang oleh teman wanitanya. | Dokumen pribadi
Dibungkam dengan selendang oleh teman wanitanya. | Dokumen pribadi

Sedikit diseret keluar dari kalangan. | Dokumen pribadi.
Sedikit diseret keluar dari kalangan. | Dokumen pribadi.

Di tempat jauh, para penonton yang menyoraki. Mereka yang kesurupan, kalap, dan kesambet sedikit demi sedikit ia mulai sadar bahwa sesajen yang dilahapnya ternyata tidak enak. Perutnya mulai mual dan mulas lalu muntah. 

Ada juga yang tidak muntah karena eman-eman dikeluarkan lagi. 

Model seperti ini memang bukan kesambet tapi memang ingin disambet dan mendapat sesajen yang menggiurkan.

Siapa sih yang tidak senang mendapat sesuatu yang enak sekalipun membuat mata (hati) kabur?

Barongan juga akan merasa senang jika diberi pisang. Termasuk barongan berbaju putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun