Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bersama Kaum Muda Menyintai Budaya Tradisional Nusantara dan Lingkungan Hidup

18 Oktober 2022   20:19 Diperbarui: 18 Oktober 2022   21:29 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendukung upaya Kebaya Goes to UNESCO bukanlah hanya slogan dan seruan semata. Demikian juga dalam melestarikan budaya tradisional daerah sebagai DNA budaya Nusantara. Tindakan nyata lebih bermakna dan merupakan tanda cinta yang sebenarnya.

Termasuk di antaranya mengajak dan mendampingi kaum muda dalam menghargai, mencintai, dan melestarikan pakaian adat dan seni tradisional. 

Pengrawit Dirasturi. | Dokumen pribadi.
Pengrawit Dirasturi. | Dokumen pribadi.

Bersama Paduan Suara OMK. | Dokumen pribadi
Bersama Paduan Suara OMK. | Dokumen pribadi

PS Ratu Rosari Voice. | Dokumen pribadi 
PS Ratu Rosari Voice. | Dokumen pribadi 

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Pada perayaan 40 tahun Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari Kesatrian Malang pada Jumat, 7 Oktober 2022 mengadakan perayaan Misa Kudus dengan iringan karawitan dengan wiyaga atau penabuh gamelan dari komunitas Dirasturi - Ngudi Laras Ratu Rosari. 

Untuk para wiraswara atau paduan suara diambil dari komunitas Paduan Suara dan komunitas Orang Muda Katokik Paroki Santa Maria Ratu Rosari. Semua pengrawit atau wiyaga dan wiraswara menggunakan pakaian adat Jawa. Khususnya kebaya bagi perempuan dan pakaian adat gaya Malang untuk wiraswara pria. Bagi penabuh pria memakai udeng khas Suku Tengger Malang.

Mgr. Henricus Pidyarto, O.Carm saat menerima persembahan. | Dokumen pribadi 
Mgr. Henricus Pidyarto, O.Carm saat menerima persembahan. | Dokumen pribadi 

Putri dan Rena. | Dokumen pribadi.
Putri dan Rena. | Dokumen pribadi.

Misa kudus yang dipimpin oleh Uskup Mgr. Henricus Pidyarto, O.Carm bersama 7 imam dari tarekat SVD berjalan khusuk dan sangat meriah. Kemeriahan ini karena selain dengan iringan karawitan juga saat pembukaan masuknya para imam dan petugas misa diawali dengan cucuk lampah. 

Demikian juga saat membawa  persembahan umat ke altar diiringi tari Gambyong Pareanom yang secara langsung diiringi karawitan dan lagu Mari Kangen. 

Stan Lapas Satu Malang dengan anggrek, batik, dan camilan karya warga binaan. | Dokumen pribadi
Stan Lapas Satu Malang dengan anggrek, batik, dan camilan karya warga binaan. | Dokumen pribadi

Karya dari kain perca. | Dokumen pribadi.
Karya dari kain perca. | Dokumen pribadi.

Karya dari limbah plastik. | Dokumen pribadi.
Karya dari limbah plastik. | Dokumen pribadi.

Inkulturasi sebagian ini dilanjutkan pada perayaan Hari Pangan Sedunia yang diadakan di Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga Malang. Perayaan dengan tema Solidaritas Pangan dengan sub tema Semakin Peduli dan Semakin Murah Hati menampilkan segala produk, makanan lokal, dan memperhatikan  keterjangkauan bagi seluruh lapisan masyarakat serta tidak mengabaikan faktor kelestarian lingkungan hidup.

Para peserta seminar sebelum Hari Pangan Sedunia yang berasal dari berbagai kota di timur Jawa Timur semuanya mengenakan pakaian adat Nusantara.

Berbagi Wedang Uwuh buatan penulis. | Dokumen pribadi.
Berbagi Wedang Uwuh buatan penulis. | Dokumen pribadi.

Dan tentu saja, kembali menyajikan tarian Gambyong Pareanom yang ditarikan oleh Mbak Putri dan Mbak Rena serta alunan tembang Mari Kangen oleh Eyang Lilik Sinden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun