Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Sinden Milenial dari Universitas Negeri Malang

12 November 2021   11:35 Diperbarui: 12 November 2021   12:31 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cantik dan ceria. Dokumen pribadi.

Ada yang menarik saat pagelaran wayang kulit di Padepokan Seni Mangun Dharmo, Malang pada perayaan Hari Wayang Sedunia, 7 November 2021 yang lalu. Bukan hanya tampilnya 7 dalang dan 2 pesinden muda yang cantik tetapi juga ketenangan pesinden ini dalam mengiringi dengan tembang-tembang Malangan. Mereka berdua adalah Kartika Cahaya dan Marselya Tristanti mahasiswa semester 5 dan 3 di Universitas Negeri Malang.

Baru dua setengah jam mereka tampil, tiba-tiba saja mendung berubah menjadi hujan deras disertai angin. Hebatnya, dua sinden muda ini tetap tenang sekali pun tampias air hujan menerpa tipis sisi samping kiri yang tidak tertutup sama sekali. Bahkan udara dingin yang turun dari lereng Gunung Semeru sama sekali tak dihiraukan.

Selfie dulu.... Dokumen pribadi.
Selfie dulu.... Dokumen pribadi.

'Kamu ya yang nembang....' Dokumen pribadi.
'Kamu ya yang nembang....' Dokumen pribadi.

'Iyaaa...' Dokumen pribadi.
'Iyaaa...' Dokumen pribadi.

Tetap ceria.... Dokumen pribadi.
Tetap ceria.... Dokumen pribadi.

Sesekali mereka melihat ke atap yang bocor lalu bergeser sedikit menghindari tetesan dari genteng yang bocor.
Senyum manis kadang dilontarkan pula pada penonton atau dosen pembimbing mereka di Universitas Negeri Malang.
Kala ki dalang sedang melakukan dialog tokoh wayang, dua sinden cantik ini kadang berselfiria. Kadang mereka juga berbincang dengan lembut.

Waduh bocor. Dokumen pribadi.
Waduh bocor. Dokumen pribadi.

Ada WA masuk. Dokumen pribadi.
Ada WA masuk. Dokumen pribadi.

 Dokumen pribadi.
 Dokumen pribadi.

Luar biasanya lagi, mereka tahu kapan harus nembang lagi. Sehingga begitu ki dalang berhenti berdialog dan para wiyaga menabuh gamelan, mereka langsung tanggap mengangkat mike dan menghidupkan lalu nembang.
Ketika salah satu merasa ada pesan WA masuk dan perlu dibaca, maka ia meminta temannya yang nembang. Caranya hanya dengan memberikan mike ke temannya tersebut.
Sebuah jalinan komunikasi yang sangat bagus sekali pun sedang tampil di panggung.
Hujan yang turun sejak 14.45 baru reda sekitar jam 18.15 artinya dua pesinden ini tampil tergoda angin dan sedikit tampias air hujan selama tiga setengah jam.
Jam 18.30 pagelaran selesai dua pesinden muda ini masih tampak segar dan ceria penuh semangat

Sampai malam.... Dokumen pribadi.
Sampai malam.... Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun