Setelah masa panen selesai, petani biasanya membiarkan lahannya diistirahatkan beberapa saat agar mendapat udara (Jawa: ben ambegan dhisik). Memang tidak terlalu lama, hanya sekitar 7-10 hari saja.
Pada saat inilah, kadang di sawah sering tumbuh tanaman yang kadang dianggap gulma, seperti genjer, bebendotan, ciplukan, krokot, dan junggul atau sintrong. Sekalipun tanaman ini bisa diolah sebagai sayur atau jamu herbal tradisional tetapi sering diabaikan begitu saja.
Ada pula tanaman sesayuran yang tumbuh dengan sendirinya seperti selasih, bayam, dan kenikir. Kadang ada dipetik untuk sayur tapi kebanyakan juga dibiarkan tumbuh liar dan baru dicabut kala sawah akan diolah lagi.
Tumbuhan di atas bukan sengaja ditanam petani tetapi tumbuh liar karena bijinya terbawa angin atau jatuh dan hanya terbawa arus air pinggir pematang. Seperti halnya terbawanya benih rumput jawan yang tumbuh meraja di tengah sawah tanpa pernah disebarkan atau ditanam petani.
Pepatah mengatakan 'siapa menabur dia akan menuai' Kenyataan sehari-hari sering menuai atau memetik sesuatu yang tidak pernah kita tanam.
Jika seperti selasih, kenikir, genjer, atau ciplukan tentu masih bisa digunakan. Tetapi jika yang tumbuh rumput jawan atau teki, tentu hanya dicabut lalu dibuang.
Nasib baik atau buruk kadang dialami siapa pun. Baik disyukuri. Buruk tak perlu larut disesali.Â